Loading Now

Rumah di Ujung Cemara

Rumah di Ujung Cemara

Di sebuah kota kecil yg sepi bernama Wanaraya, berdiri sebuah rumah tua beratap genteng merah yg tersembunyi di balik pohon-pohon cemara. Rumah itu sudah kosong selama bertahun-tahun, tetapi penduduk setempat masih sering membicarakannya dengan suara berbisik, seolah takut ada yg mendengar. Konon, rumah itu dihuni oleh seseorang yg tak pernah menuaseorang penjaga waktu.

Dita, seorang mahasiswi antropologi, datang ke Wanaraya untuk menyusun skripsi tentang kepercayaan masyarakat kepada ruang-ruang tua. Ia mendengar cerita tentang rumah cemara dari tukang ojek yg membawanya dari stasiun. Meski awalnya menganggapnya cuma mitos, rasa penasarannya tumbuh.

Ia mulai bertanya pada warga. Beberapa cuma tertawa kecil & menyuruhnya menjauh dari rumah itu. Namun seorang nenek penjual kerupuk bernama Mak Tun bersedia bercerita.

“Dulu, ada seorang lelaki yg tinggal di sana, namanya Pak Rudin. Ia seorang guru, tetapi juga diketahui sebagai orang pintar. Katanya, ia dapat menghentikan waktu. Istrinya meninggal muda, & sejak itu, dia tak pernah keluar rumah lagi. Tapi setiap malam Jumat Kliwon, lampu rumah itu menyala. Padahal, tak ada listrik tersambung.”

Dita makin tertarik. Ia memutuskan untuk datang ke rumah itu pada malam hari. Dengan senter di tangan & catatan di tasnya, ia menyusuri jalan setapak yg ditelan rerumputan tinggi. Udara malam terasa lebih dharap di sekitar pohon cemara.

Saat tiba di halaman, Dita melihat sesuatu yg menciptakannya terdiam: lampu ruang tamu benar-benar menyala. Cahaya kekuningan lembut terlihat dari sela tirai. Namun rumah itu tampak tak berpenghunijendela retak, cat dinding terkelupas, & daun-daun kering berserakan.

Dengan gemetar, Dita mengetuk pintu.

Tak lama, pintu terbuka… & seorang pria tua berdiri di sana. Rambutnya putih, matanya jernih, & senyumnya menenangkan.

“Aku sudah menunggumu,” katanya, seperti tahu siapa Dita.

Malam itu, Dita duduk di ruang tamu rumah yg ternyata sangat bersih di dalamnya. Pak Rudin, yg tampak tak berubah dari foto-foto tua yg ditunjukkan Mak Tun, bercerita banyak. Tentang kesedihannya yg begitu mendalam hingga menciptakannya harap membekukan waktu. Tentang eksperimen aneh dengan jam antik warisan leluhurnya. Dan tentang bagaimana semua itu menciptakannya terjebak dalam rumah yg waktu di dalamnya berjalan lebih lambat dari dunia luar.

“Aku tidak abadi, Dita. Tapi waktu di sini tak berlaku sama. Aku hidup sepuluh tahun, dunia sudah berjalan lebih dari lima puluh,” katanya lirih.

Pagi mulai merekah. Dita pamit, & Pak Rudin cuma tersenyum. “Jika kau kembali, mungkin saya masih di sini. Atau mungkin, saya sudah hilang dari waktumu.”

Dita kembali ke kota, menulis kisah itu dalam skripsinya. Banyak yg tidak percaya. Tapi rumah itu tetap ada. Dan anehnya, setiap kali Dita kembali ke Wanarayabertahun-tahun kemudianrumah di ujung cemara itu tetap sama. Tak lapuk, tak berubah, seperti membeku di tengah arus waktu yg terus bergerak.

wgnewss.com adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

  1. https://paste.beba.st/
  2. https://shortlyfi.com/
  3. https://socialprooff.com/
  4. https://twitemedia.com/
  5. https://gametendangbola.com/
  6. https://kringtube.com/
  7. https://allgamerandom.com/
  8. https://qrgenerator1.com/
  9. https://multitoolspro.com/
  10. https://newstreetjob.com/
  11. https://bignewss.com/
  12. https://batam.co.id/
  13. https://wgnewss.com/
  14. https://kalilinux.info/
  15. https://wiblinks.com/
  16. https://magictoolsthemes.com/
  17. https://sunting.id/
  18. https://wagam.net/
  19. https://tv1.thmoviehdd.com/
  20. mulia77