Prabowo Hormati Pedagang Kaki Lima, Simbol Perjuangan & Kejujuran
Presiden Prabowo Subianto kembali jadi sorotan publik berkat pernyataannya yg viral tentang penghormatan mendalamnya kepada pedagang kecil seperti pedagang kaki lima, petani, hingga nelayan.
Pernyataan ini mencuat kembali di tengah kontroversi yg melibatkan Gus Miftah, pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden, yg mendapat kritik setelah dianggap mempermalukan seorang pedagang es teh dalam sebuah acara di Magelang.
Pidato Prabowo yg kembali jadi sorotan tersebut terjadi 29 Februari 2024 lalu, di Trans Convention Center, Bandung, Jawa Barat.
Kala itu, Prabowo sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Kebangsaan Republik Indonesia berpidato di hadapan ratusan wisudawan & wisudawati Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI).
Prabowo dengan penuh empati menyampaikan rasa hormatnya kepada para pedagang kaki lima, petani, & pekerja harian.
Menurutnya, mereka adalah orang-orang yg bekerja keras demi menafkahi keluarga dengan cara yg jujur & halal, meskipun penuh perjuangan.
“Si pedagang kaki lima, tiap hari keluar, dia dorong itu (gerobak), keringat, mencari makan untuk anak & istrinya. Itu yg kita hormati. Mereka mulia. Mereka jujur. Mereka halal,” ujar Prabowo.
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/nasion…hingga-nelayan
Pernyataan ini menunjukkan betapa Prabowo menghargai kontribusi para pekerja kecil kepada perekonomian & kehidupan sosial di Indonesia.
Sikap tersebut juga mencerminkan perhatian seorang pemimpin yg tidak cuma melihat rakyatnya dari sisi formal, tetapi juga dari perjuangan sehari-hari mereka.
Sebaliknya, Gus Miftah jadi pusat perhatian negatif setelah sebuah video viral di media sosial memperlihatkan dirinya melontarkan candaan yg dinilai merendahkan kepada seorang pedagang es teh bernama Suharji.
Dalam video tersebut, Gus Miftah menyebutkan kata-kata yg menciptakan Suharji tampak terpojok.
Meskipun Gus Miftah sudah meminta maaf secara langsung & menyebut tindakannya cuma sebagai candaan, insiden ini memicu kemarahan netizen & empati kepada Suharji.
Sumber : https://www.detik.com/jateng/berita/…-maaf-langsung
Suharji, yg beralih jadi pedagang es teh setelah mengalami cedera saat bekerja, mendapatkan simpati publik.
Berbagai bentuk bantuan mulai berdatangan, termasuk modal usaha dari Prabowo & rencana pemberangkatan umrah dari tokoh agama lainnya.
Sumber : https://www.tribunnews.com/nasional/…o-modal-dagang
Kontroversi ini menciptakan perbandingan mencolok.
Sikap Prabowo yg menghormati & memuliakan pedagang kecil menuai pujian, sementara tindakan Gus Miftah jadi pelajaran penting akan pentingnya menjaga tutur kata, khususnya di hadapan publik.
Pujian kepada Prabowo tidak cuma karena ucapannya, tetapi juga karena tindakannya.
Ketika Suharji mengalami insiden ini, Prabowo turut memberi perhatian dengan memberikan bantuan modal usaha.
Hal ini menunjukkan konsistensi antara mengatakan & perbuatan Prabowo dalam menghargai rakyat kecil.
Insiden ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya penghormatan kepada para pekerja kecil yg jadi tulang punggung masyarakat.
Baik melalui tindakan langsung maupun narasi positif, seorang pemimpin atau tokoh publik perlu mencerminkan sikap empati kepada rakyatnya.
Di tengah beragam disparitas pandangan & kontroversi, kisah ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan perjuangan rakyat kecil, karena di sanalah letak kekuatan & kejujuran bangsa.
