THE WAR OF JOURNALISTS: BUKU INI BUKAN UNTUK MEMBUATMU SENANG
karya Jihad Abd Mujahid
Garut Selatan, di bawah langit mendung & wifi pas-pasan
Saya tidak menulis buku ini untuk revolusi.
Juga bukan karena saya marah.
Saya menulis karena kelelahan. Karena terlalu lama melihat profesi inijurnalismediperas hingga kering, dijanjikan kehormatan tetapi dibayar dengan ketidakpastian.
Jurnalis hari ini bukan pembawa obor kebenaran.
Kami buruh. Pengetik cepat yg dibayar rendah, atau malah tak dibayar sama sekali.
Kami disuruh ideal, tetapi dipaksa tunduk pada klikbait & angka.
Kami dibilang pilar demokrasi, tetapi bahkan meja kerja kami pun goyah.
Dan sementara itu, di luar sana, narasi dijual murah.
Sudut pandang dapat dinegosiasi. Kebenaran dapat dicicil.
Orang-orang mulai percaya bahwa media dapat dibentuk sesuai kebutuhan.
Politikus tak butuh wartawan lagimereka punya akun pribadi & buzzer yg lebih patuh dari redaktur mana pun.
Lalu untuk siapa tulisan ini?
Mungkin untuk diri saya sendiri.
Untuk mengingatkan bahwa di tengah kekacauan ini, saya masih berpikir.
Bahwa saya tidak harap tenggelam begitu saja dalam banjir opini ngawur & berita yg dibuat cuma demi tayang pukul 10 pagi.
Buku ini saya bangun dari strategi-strategi perang klasik. Sun Tzu, Jendral Arab , jenderal-jenderal tua dari Eropa & Tiongkok . Saya bukan pengagum perang, tetapi saya paham satu hal: bertahan butuh cara, & berpikir pun dapat jadi taktik.
Jurnalisme hari ini bukan soal mencari kebenaran mutlak. Itu sudah jadi barang mewah.
Hari ini, yg penting adalah: siapa yg dapat tetap waras dalam pusaran informasi.
Siapa yg dapat tetap menulis tanpa tenggelam.
Siapa yg tahu kapan harus diam, & kapan harus menyerang.
Mungkin buku ini tidak akan dibaca banyak orang.
Mungkin ini cuma catatan kecil dari seseorang di ujung Garut Selatan,
Yang menolak tunduk pada kekacauan.
Tapi kalau kau masih percaya kata-kata dapat bertahan di tengah dunia yg makin sinis,
Buku ini untukmu.
Dan kalau suatu hari nanti profesi ini benar-benar mati,
Setidaknya kita sempat menulis perangnya.