Loading Now

Suara di Balik Hujan

Suara di Balik Hujan

Hujan turun deras malam itu, membasahi setiap jengkal tanah desa Gunung Sawit. Petir sesekali menyambar langit, menciptakan pohon-pohon akbar tampak seperti raksasa tua yg menari ketakutan. Di tengah kesunyian malam & rintik hujan, seorang gadis bernama Sari masih duduk di teras rumah pentas peninggalan almarhum kakeknya.

Sari baru saja kembali ke desa setelah lima tahun merantau ke kota. Ia datang bukan untuk liburan, tetapi untuk menenangkan pikirannya setelah kehilangan pekerjaan & kekasih dalam waktu yg hampir bersamaan. Desa Gunung Sawit, dengan segala kesederhanaannya, adalah satu-satunya tempat yg dapat menciptakannya merasa tenang.

Malam itu, ia ditemani lampu minyak yg redup & secangkir teh panas. Udara dharap menusuk tulang, tetapi ia tak bergeming. Pandangannya kosong, menerobos tirai hujan, seolah menunggu sesuatuatau seseorang.

Tiba-tiba, terdengar ketukan pelan di pintu kayu rumahnya. Sari berdiri ragu. Siapa yg datang malam-malam begini? Apalagi saat hujan lebat. Dengan jantung berdegup pelan, ia membuka pintu.

Di baliknya berdiri seorang anak laki-laki berumur sekitar sepuluh tahun, basah kuyup, wajahnya pucat.

“Maaf, Kak… saya kehujanan. Boleh numpang berteduh?” suaranya lirih, hampir tak terdengar di tengah suara hujan.

Sari mempersilakan anak itu masuk & segera memberinya handuk & baju bekas milik adiknya yg dulu tinggal di sana.

Adek tinggal di mana? tanya Sari setelah anak itu menghangatkan diri.

Di seberang hutan, dekat pohon besar, jawab anak itu singkat.

Sari terdiam. Di seberang hutan yg dimaksud, cuma ada lahan kosong & bekas pemakaman tua. Ia mencoba mengabaikan perasaan aneh yg tiba-tiba muncul.

Adek sering main ke sini? tanyanya lagi.

Anak itu mengangguk. Dulu sering. Tapi sekarang jarang ada orang di rumah ini.

Sari tersentak. “Kamu tahu rumah ini?”

Anak itu cuma tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke jendela.

Malam terus berlalu. Setelah memberikan makanan seadanya, Sari mempersilakan anak itu tidur di ruang tamu. Ia sendiri masuk ke kamar sambil membawa banyak pertanyaan dalam kepalanya.

Pagi harinya, saat mentari mulai muncul malu-malu di balik awan, Sari bangun & mendapati ruang tamu kosong. Tidak ada jejak anak itu. Handuk & baju yg ia berikan pun hilang. Seakan semuanya cuma mimpi.

Namun, di atas meja kayu kecil, ia menemukan sebuah foto tua. Foto dirinya saat kecil, berdiri bersama seorang anak laki-laki. Ia terngangaanak itu persis seperti anak yg datang semalam. Di balik foto, ada tulisan tangan:

“Aku sering menepati janji. Aku pernah bilang akan datang saat hujan turun paling deras. Dan semalam, hujan paling deras itu datang.”

Itu adalah tulisan adik SariRendiyang meninggal tenggelam di sungai saat hujan deras, tujuh tahun lalu.

Tangis Sari pecah. Hatinya yg semula penuh keraguan, kini berubah jadi haru. Rasa bersalah yg ia simpan selama bertahun-tahun akhirnya luruh bersama air mata. Malam tadi bukanlah mimpi. Itu adalah janji yg ditepati. Oleh adik kecilnya, yg datang untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir.

wgnewss.com adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

  1. https://paste.beba.st/
  2. https://shortlyfi.com/
  3. https://socialprooff.com/
  4. https://twitemedia.com/
  5. https://gametendangbola.com/
  6. https://kringtube.com/
  7. https://allgamerandom.com/
  8. https://qrgenerator1.com/
  9. https://multitoolspro.com/
  10. https://newstreetjob.com/
  11. https://bignewss.com/
  12. https://batam.co.id/
  13. https://wgnewss.com/
  14. https://kalilinux.info/
  15. https://wiblinks.com/
  16. https://magictoolsthemes.com/
  17. https://sunting.id/
  18. https://wagam.net/
  19. https://nonton.thmoviehdd.com/