Ramadhan adalah Bulan Suci, Jadi Hilangkan Gengsi!
Tinggal seminggu lagi sebelum bulan suci Ramadhan berakhir. Selalu ada perasaan campur aduk ketika berada di penghujung bulan ini. Sedih karena ada perasaan dimana saya merasa selama sebulan ini tidak memanfaatkan waktu untuk ibadah dengan sebaik mungkin. Senang karena akan segera berjumpa dengan keluarga besar, yg cuma setahun sekali secara kolektif menyempatkan diri hadir untuk bersilaturahmi.
Ramadhan ini adalah bulan suci, jadi hilangkan gengsi.
Judul ini saya pilih karena banyak sekali dari kita, termasuk saya, yg melupakan esensi sebenarnya dari Bulan Ramadhan & Hari Lebaran.
Ramadhan, bulan yg penuh berkah ini, semestinya jadi waktu bagi kita untuk lebih mendekatkan diri pada Allah, memperbaiki diri, & menyucikan hati. Namun, tak jarang pula kita masih terjebak dalam rutinitas duniawi. Dalam menyambut hari kemenangan ini, seringkali kita lupa bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kemewahan materi, melainkan pada ketenangan hati.
Ada kalanya saya prihatin, ketika melihat beberapa orang yg memaksakan diri untuk menunjukkan kemewahan pada saat lebaran, padahal secara finansial mereka tidak siap. Bahkan supaya tampilan mereka terlihat wah, mereka rela berhutang atau mengeluarkan uang lebih dari apa yg mereka mampu.
Apakah itu hak mereka? Ya, itu hak mereka untuk memilih jalan tersebut, & saya tidak akan menyalahkan opsi apapun yg mereka buat.
Namun, disisi lain, tulisan ini ditujukan sebagai pengingat bagi saya & kita semua, bahwa momen Ramadhan & Lebaran bukanlah waktu untuk adu gengsi.
Saya merasa sangat bersyukur karena saya lahir & dibesarkan dalam lingkungan keluarga akbar yg menjaga esensi bulan suci ini secara apa adanya. Yaitu bulan dimana kami sebagai keluarga, saling memberi & mendoakan yg terbaik. Sayangnya tidak semua orang seberuntung itu.
Momen lebaran yg penuh kebahagiaan & sukacita, ternyata dibalut dengan rasa saling tinggi hati untuk adu materi. Tas siapa yg lebih mahal, siapa yg memberi THR lebih banyak, anak siapa yg keterima kerja, kerjaan siapa yg lebih bagus, siapa yg punya aset baru, & lain sebagainya. Mereka ingat untuk tampil maksimal di hari kemenangan, tetapi lupa untuk merayakannya dengan hati yg bersih.
Hanya demi rasa bangga sesaat, mereka rela menjual perhiasan mereka. Demi merasa lebih tinggi dari sesamanya, mereka rela dililit hutang hingga berbulan-bulan. Semua demi apa? Gengsi semata.
Pengingat untuk kita semua, buang jauh-jauh gengsi & rayakan hari kemenangan dengan hati yg suci.
Semoga kita semua dapat merayakan hari Lebaran dengan penuh kebahagiaan & ketulusan dari hati mendalam, Sekian!
