RAJA AMPAT AKAN DIrudapaksa: SEBUAH NERAKA NIKEL YANG DIPIMPIN NEGARA
Karena para srigala berdasi datang membawa izin tambang, alat berat, & segunung omong kosong: Demi pembangunan, katanya. Demi masa depan, katanya. Bullshit.
Ini bukan pembangunan.
Ini pemerkosaan. Terang-terangan. Di siang bolong. Dengan lampu sorot proyek nasional & tepuk tangan para bajingan berkemeja putih yg katanya wakil rakyat.
RAKYAT YANG MANA, ?
Bukan rakyat Papua, jelas. Karena mereka malah digusur. Dibuang dari tanah sendiri, seperti hama.
Seolah tanah yg mereka pijak sejak ratusan tahun dapat dijual begitu saja, ditukar dengan royalti recehan & janji-janji palsu.
Orang-orang di Jakarta makan enak. Para pejabat selfie di pameran energi hijau.
Sementara itu, anak-anak Papua akan tumbuh menghirup debu nikel & minum air beracun dari sisa pengerukan.

Inilah kolonialisme edisi baru.
Bukan lagi senjata & peluru. Tapi kontrak, tender, & izin tambang yg ditandatangani sambil tertawa di restoran hotel bintang lima.
Raja Ampat bukan dijajah. Ia dijual.
Dan semua orang pura-pura buta.
Media akbar diam. Aparat berjaga bukan untuk rakyat, tetapi untuk investor.
Pemerintah berkhutbah soal keberlanjutanpadahal yg sedang dijaga cuma keberlanjutan rekening & kekuasaan.
MEREKA PIKIR KITA BODOH?
Mereka pikir rakyat akan diam selamanya?
Lihat baik-baik: Raja Ampat tidak akan mati dalam bisu.
Tanah itu punya nyawa. Dan nyawa itu sekarang sedang berteriak.
Bukan minta tolongtapi bersiap untuk melawan.
INI BUKAN ARTIKEL. INI MAKIAN PENGHIANAT BANGSA.
Untuk setiap pemilik tambang, setiap pejabat yg menandatangani kehancuran, setiap mulut manis yg pura-pura peduli lingkungan tetapi menjual pulau demi dolar.
Kalian bukan cuma pengkhianat.
Kalian penghancur kehidupan.
Dan ketika Raja Ampat benar-benar hilang, jangan bilang tidak tahu.
Kalian tahu. Kalian yg menggali.
Dan darah yg mengalir dari tanah itu akan menempel di tangan kalian, hingga akhir zaman.
Jurnalisme GONZO Hunter S. Thompson