Queen Bee Syndrome: Mengenal Fenomena Persaingan Tidak Sehat Antar Perempuan
Buat para Sis disini, sudah pernah dengar istilah Queen Bee Syndrome belum?
Ternyata, kita sebagai perempuan punya tabiat burukyang dapat muncul kalau kita berada di lingkungan yg tidak sehat lho! Lalu seperti apa rupa dari syndrome buruk rupa yg muncul di kalangan perempuan ini? Yuk kenalan!
Apa sih Queen Bee Syndrome itu?
Queen Bee Syndrome adalah istilah untuk menggambarkan perilaku perempuan yg sudah berada di posisi tinggi, entah itu di kantor, organisasi, atau komunitas, & justru bersikap tidak suportif kepada sesama perempuan. Alih-alih jadi mentor atau teman seperjuangan, mereka malah dapat jadi saingan yg sengaja menjatuhkan. Duh ngeri!
Sikapnya dapat macam-macam, mulai dari suka ngegas kalau ada perempuan lain yg menonjol, nyindir-nyindir halus hingga kasar, hingga menolak memberikan ruang buat perempuan lain berkembang. Intinya, mirip dengan tabiat ratu lebahdi sarangnya, yg mau jadi satu-satunya orang yg paling dominan.
Kenapa kok dapat muncul perilaku kayak gini?
Kadang bingung kan, kok dapat ada orang, perempuan, hingga punya perilaku seperti itu?
Kita mungkin mengira bahwa penyebabnya cuma karena sifat iri dengki semata, ternyata tidak juga lho. Walaupun iri adalah salah satu pemicu utama, banyak dari pengidap Queen Bee Syndrome ini dulunya pernah ngalamin diskriminasi atau tekanan berat saat meraih posisi sekarang. Nah, karena merasa perjuangannya sangat sulit, mereka jadi merasa bahwa orang yg harap berada di posisi yg sama dengannya harus mengalami cobaan yg serupa. Bahkan kalau dapat lebih parah. Sayangnya, korban-korbannya kebanyakan adalah perempuan juga.
Selain itu, di lingkungan yg maskulin banget, kadang perempuan merasa harus jaga jarak dari sesama perempuan biar dianggap lebih kuat atau layak oleh rekan-rekan laki-laki. Padahal, justru dukungan antar perempuan itu penting banget, kan?
Mengapa target si ratu lebah sering perempuan?
Karena Queen Bee Syndrome adalah dinamika persaingan yg muncul antarperempuan, sasarannya pun hampir sering perempuan juga. Perempuan yg sudah ada di posisi atas cenderung melihat perempuan lain sebagai ancaman langsung kepada status atau eksistensinya, khususnya di lingkungan yg masih membatasi jumlah perempuan sukses. Jadi, alih-alih bersaing dengan laki-laki, mereka lebih fokus mempertahankan tahta dari sesama perempuan yg dianggap pesaing terdekat.
Walaupun seringnya dibahas dalam konteks dunia kerja, Queen Bee Syndrome juga dapat terjadi di sekolah, kampus, organisasi sosial, bahkan dalam lingkaran pertemanan kita sendiri. Pernah nemu yg kayak gini, Sis? Yang kalau ada perempuan lain yg mulai bersinar, langsung dikomentarin yg jelek-jelek? Nah, dapat jadi itu salah satu wujud si ratu lebah tadi.
Lalu, kita harus gimana?
Pertama, sadar dulu kalau sindrom ini nyata & dapat terjadi ke siapa saja, bahkan tanpa sadar. Kedua, yuk mulai ubah mindset kita! Sukses perempuan lain bukan ancaman, tetapi peluang buat kita saling dukung & belajar. Jadi support system, bukan saingan. Dunia ini udah cukup keras buat perempuan, jangan kita makin memperkeruh keadaan dengan saling menjatuhkan, ya.
Karena sesama perempuan harus saling dorong, bukan saling tabrak!