Perjalanan di Kota Semarang adalah yg Paling memakan waktu
Perjalanan kendaraan di Kota Semarang yg memakan waktu lama sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, khususnya seperti panjang rute (jarak tempuh) & luas geografis kota. Di bawah ini adalah analisis yg pernah saya coba lakukan:
1. Panjang Rute (Jarak Tempuh)
– Kondisi Geografis yg mana Semarang memiliki topografi yg unik, terdiri dari daerah dataran rendah di utara (pesisir) & perbukitan di selatan. Rute antarwilayah seringkali tidak lurus karena harus menghindari bukit, sungai, atau area rawan banjir, sehingga meningkatkan jarak tempuh.
– Infrastruktur Jaringan Jalan juga berpengaruh signifikan, yg mana jaringan jalan tidak terhubung secara efisien (misalnya, jalan berliku atau kurangnya jalan pintas), pengendara terpaksa mengambil rute memutar, menambah jarak & waktu tempuh.
2. Luas Geografis Kota
-Urban Sprawl (Penyebaran Permukiman): Semarang terus berkembang ke wilayah selatan (seperti Ungaran & sekitarnya) yg berbukit, sementara pusat aktivitas ekonomi masih terkonsentrasi di utara. Hal ini menciptakan jarak yg jauh antara permukiman & tempat kerja/sekolah.
– Keterbatasan Lahan, di mana Wilayah utara yg padat & sering terkena rob (banjir pasang air laut) mendorong perluasan kota ke selatan, memperlebar cakupan geografis.
3. Faktor Pendukung Lainnya
– kepadatan Lalu Lintas, kemacetan di titik tertentu (seperti Jl. Pemuda, Jl. Gajah Mada, atau daerah Simpang Lima) dapat memperparah akibat jarak & luas geografis.
– Transportasi Publik Terbatas Ketergantungan pada kendaraan pribadi (karena angkutan biasa belum optimal) meningkatkan volume kendaraan, memperlambat laju rata-rata perjalanan.
Contoh Kasus di Semarang
– Perjalanan dari wilayah selatan (e.g., Gunungpati) ke pusat kota (e.g., Simpang Lima) dapat mencapai 1520 km dengan waktu tempuh 12 jam karena kombinasi jarak, medan berbukit, & kepadatan lalu lintas.
Oleh karena itu di perlukan solusi potensial seperti berikut ini
– Pengembangan transportasi massal (e.g., BRT Trans Semarang yg lebih efisien).
– Peningkatan jaringan jalan alternatif atau jalan tembus untuk mempersingkat rute.
– Pembangunan infrastruktur vertikal di pusat kota untuk mengurangi urban sprawl.
Jadi kesimpulannya adalah meskipun luas geografis & jarak tempuh adalah faktor utama, kombinasi dengan tata kota, topografi, & infrastruktur turut memperpanjang waktu perjalanan di Semarang