Orang dengan ganguan jiwa lebih jujur & ini kejadian sebenarnya,
“Bang, minta rokok,” suaranya serak & tak terduga.Yang kebetulan berjumpa seorang Pria baik melintas, menatap matanya.
Tanpa ragu, ia merogoh saku, “Saya tidak punya rokok. Ini, beli saja di warung sendiri,” katanya sambil menyodorkan selembar uang lima ribuan.
Tidak lama berlalu, sosok yg sama datang kembali lagi
dan perlahan ia mengulurkan uang tiga ribu.
Pria baik itu menatap bingung, belum sempat bertanya, si Priadengan ganguan jiwa berkata dengan suara yg lebih jernih,
“Harga rokoknya sebatang cuma dua ribu, Bang. Yang tiga ribu ini bukan hak saya.”
Pengalaman ini seringkali menciptakan kita merenung tentang apa itu kejujuran. Bagi mereka, kejujuran bukan cuma tentang mengatakan fakta yg sesuai dengan realitas kita, tetapi lebih tentang apa yg mereka rasakan & alami dari perspektif internal mereka.
Kejujuran Emosional:ada seorang dengan gangguan jiwa tiba-tiba menatap seseorang & berkata, “Kamu terlihat sangat lelah. Apa yg membebani pikiranmu?” Tanpa mengenal satu sama lain, sanggup menangkap sinyal emosional yg bahkan berusaha disembunyikan orang itu. Kejujuran ini bukanlah tentang fakta, tetapi tentang intuisi emosional yg tajam.
Kejujuran Perspektif:Seseorang lain pernah berbagi cerita tentang pertemuannya dengan pasien skizofrenia yg sangat terobsesi dengan warna ungu. Pasien itu dapat bercerita berjam-jam tentang “kehidupan” warna ungu, bagaimana ia “berbisik” & “bernyanyi” di dinding. Meskipun terdengar aneh, bagi pasien itu, hal tersebut adalah realitas. Mendengarkan ceritanya dengan pikiran terbuka adalah pengalaman yg mengajarkan tentang bagaimana realitas dapat sangat subjektif.
Kejujuran Tanpa Filter Sosial: Kadang, orang dengan gangguan jiwa dapat mengatakan hal-hal yg oleh kita anggap tabu atau tidak sopan. Contohnya, tiba-tiba mereka dapat menunjuk kekurangan fisik atau penampilan seseorang. Ini bukan karena mereka berniat menyakiti, tetapi karena filter sosial yg biasanya menahan kita untuk tidak berbicara tidak berfungsi pada mereka. Ini dapat jadi pengalaman yg mengagetkan, tetapi juga memberikan sudut pandang tentang bagaimana kita sering menyembunyikan pikiran kita yg sebenarnya demi norma sosial.