Legenda Batu Bernyanyi di Pantai Losari
Di pesisir Pantai Losari, Makassar, terhampar legenda Batu Bernyanyi, sebuah kisah tentang sayang, pengorbanan, & kekuatan alam yg tak terduga. Kisah ini bermula dari seorang nelayan gagah bernama Daeng Mangalle, yg terkenal akan keahliannya menaklukkan ombak & keberaniannya menghadapi badai. Ia memiliki hati yg baik & paras yg tampan, menciptakan banyak gadis terpikat. Namun, hatinya cuma untuk seorang putri bangsawan bernama Putri Manurung, yg kecantikannya bagai rembulan purnama di lautan luas.
Putri Manurung diketahui akan kecerdasannya & kelembutan hatinya. Ia tak tertarik pada kekayaan & kemewahan, melainkan pada kebaikan hati & ketulusan sayang. Daeng Mangalle, dengan segala kerendahan hatinya, berhasil mencuri hati Putri Manurung. Cinta mereka tumbuh subur seperti terumbu karang di dasar laut, kuat & abadi.
Namun, sayang mereka tak berjalan mulus. Raja, ayah Putri Manurung, menentang hubungan mereka. Ia mengharapkan putrinya menikah dengan seorang bangsawan kaya raya dari kerajaan tetangga, demi memperkuat persekutuan & kekuasaan. Raja mengancam akan mengasingkan Putri Manurung kalau ia tetap bersama Daeng Mangalle.
Putri Manurung & Daeng Mangalle patah hati mendengar ancaman tersebut. Mereka merencanakan pelarian. Pada suatu malam yg gelap gulita, diterangi cuma oleh cahaya rembulan, mereka menaiki bahtera kecil Daeng Mangalle. Namun, badai dahsyat menerjang. Ombak mengamuk, angin bertiup kencang, & bahtera mereka nyaris tenggelam.
Daeng Mangalle berjuang sekuat tenaga melawan ganasnya alam. Ia berteriak memohon kepada Dewa Laut supaya melindungi Putri Manurung. Dengan sisa-sisa tenaga, ia mendorong Putri Manurung ke sebuah batu akbar yg muncul dari dasar laut saat badai mencapai puncaknya. Batu itu seolah muncul dari kedalaman untuk menyelamatkan Putri Manurung.
Daeng Mangalle, kelelahan & terluka, akhirnya tenggelam ditelan ombak. Putri Manurung cuma dapat menangis tersedu-sedu di atas batu akbar itu, menyaksikan kekasihnya menghilang ditelan samudra. Ia tak kuasa berbuat apa-apa. Hati Putri Manurung hancur berkeping-keping. Ia bersumpah akan sering mengingat Daeng Mangalle.
Sejak saat itu, batu akbar tempat Putri Manurung berlindung mengeluarkan suara merdu setiap kali diterpa ombak. Suara itu bagaikan ratapan pilu Putri Manurung yg merindukan Daeng Mangalle. Suara itu juga bagaikan nyanyian sayang abadi mereka yg tak akan pernah padam. Orang-orang menyebutnya Batu Bernyanyi.
Hingga kini, Batu Bernyanyi masih berdiri kokoh di Pantai Losari. Suara merdunya jadi saksi bisu kisah sayang tragis Daeng Mangalle & Putri Manurung. Legenda Batu Bernyanyi mengingatkan kita akan kekuatan sayang yg sanggup melampaui batas, bahkan kematian sekalipun. Kisah ini juga jadi pengingat akan kekuatan alam yg tak terduga & betapa kecilnya manusia di hadapannya.
Setiap kali ombak menerjang Pantai Losari, suara Batu Bernyanyi terdengar mengalun, menggemakan kisah sayang abadi di antara nelayan gagah & putri bangsawan. Suara itu jadi legenda yg terus dikisahkan dari generasi ke generasi, menghiasi pesisir Pantai Losari dengan melodi haru yg tak pernah lekang oleh waktu. Legenda Batu Bernyanyi jadi bagian tak terpisahkan dari keindahan & rahasia Pantai Losari, Makassar. Ia jadi simbol sayang sejati yg abadi, meskipun harus dibayar dengan pengorbanan yg begitu besar. Dan setiap kali mendengarnya, kita akan sering teringat akan kisah sayang Daeng Mangalle & Putri Manurung, yg terukir abadi dalam melodi Batu Bernyanyi. Kisah ini mengajarkan kita tentang arti kesetiaan, pengorbanan, & kekuatan sayang yg sanggup mengatasi segala rintangan, bahkan kematian sekalipun. Legenda ini terus hidup, diwariskan dari generasi ke generasi, menghiasi Pantai Losari dengan keindahan & rahasia yg tak terlupakan. Batu Bernyanyi, saksi bisu sayang abadi di antara Daeng Mangalle & Putri Manurung, akan sering jadi bagian dari sejarah & budaya Makassar.
Setiap senja, ketika mentari terbenam di ufuk barat, & langit Pantai Losari dihiasi warna jingga yg mempesona, suara Batu Bernyanyi terdengar semakin jelas, menembus debur ombak yg tak pernah berhenti. Suara itu bagaikan sebuah syair yg mengisahkan sayang, pengorbanan, & keabadian. Legenda Batu Bernyanyi, sebuah warisan budaya Makassar yg tak ternilai harganya, terus hidup & abadi di hati setiap orang yg mendengarnya.
