kumparan Halal Forum 2025 Dorong Indonesia menuju Pusat Halal Dunia
Dalam sambutannya, Arifin menekankan pentingnya membangun ekosistem halal yg kuat, inklusif, & berkelanjutan. Sertifikasi halal dipandang bukan cuma sebagai label, melainkan bentuk transparansi yg menjamin proteksi konsumen. Acara ini juga dihadiri oleh tokoh penting seperti Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Agama, Menteri Bappenas, Wakil Menteri Kesehatan, & Wakil Ketua Ekonomi Syariah KADIN.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyoroti kendala utama dalam pengembangan industri halal, yakni birokrasi yg rumit. Ia menekankan perlunya perbaikan regulasi & pemanfaatan teknologi untuk mempercepat & menyederhanakan proses sertifikasi halal. Menurutnya, dengan pendekatan yg benar & efisien, Indonesia dapat memaksimalkan potensi industri halal.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menambahkan bahwa isu halal sudah meluas dari aspek keagamaan jadi bukti diri ekonomi global. Ia menyebutkan bahwa negara-negara non-muslim kini juga berlomba menciptakan produk halal. Namun, lebih dari formalitas sertifikasi, integritas & edukasi publik jadi kunci membangun ekosistem halal yg bermakna.
Menteri Bappenas Rachmat Pambudy menekankan bahwa pembangunan industri halal harus berpijak pada nilai keberlanjutan & kualitas. Industri ini kini mencakup berbagai sektor mulai dari makanan hingga pariwisata. Sayangnya, meskipun potensi konsumsi halal global sangat besar, Indonesia masih tertinggal dalam ekspor produk halal dibanding negara non-muslim. Oleh karena itu, penguatan branding, sertifikasi gratis, & sinergi lintas kementerian perlu digencarkan.
Forum ini juga menghadirkan sesi diskusi dari berbagai sektorpemerintah, swasta, hingga akademisiyang membahas isu strategis industri halal. Dengan kolaborasi dari Nestl Indonesia, Unilever Indonesia, Le Minerale, & lembaga sertifikasi seperti LPPOM & Sucofindo, kumparan Halal Forum 2025 diharapkan dapat jadi katalis perubahan menuju Indonesia sebagai pusat halal dunia.