Korek Kuping itu Nagih, Tapi Bahaya Lho!
Siapa sih yg nggak pernah korek kuping? Aktivitas yg satu ini memang terasa menyenangkan, bahkan bikin nagih! Rasanya seperti membersihkan kepala dari segala sesuatu yg mengganjal. Tapi walaupun nagih, ternyata suka membersihkan telinga itu punya resiko bahaya lho!
Apa saja resikonya? Yuk simak tulisan dibawah ini!
Kenapa Korek Kuping Bikin Nagih?
Saya termasuk orang yg suka banget membersihkan telinga dengan cotton bud, apalagi setelah mandi. Entah kenapa setelah membersihkan telinga, ada perasaan lega.
Ternyata, sensasi geli bercampur lega itu berasal dari banyaknya ujung saraf di area saluran telinga. Saat saraf tersebut tersentuh ujung cotton bud, otak merespons dengan sensasi nyaman. Sehingga nggak heran kalau banyak yg ketagihan korek-korek telinga. Namun sayangnya, meskipun menciptakan nyaman, membersihkan telinga terlalu sering justru meningkatkan resiko bahaya. Antara lain:
Cedera Saluran Telinga
Saluran telinga sangat sensitif. Mengpakai cotton bud atau benda tajam lainnya dapat melukai dinding saluran telinga. Luka kecil pun dapat menyebabkan infeksi, rasa sakit, bahkan keluar cairan, nanah, atau bahkan darah.
Mendorong Kotoran Lebih Dalam
Alih-alih membersihkan, cotton bud sering kali malah mendorong kotoran telinga (serumen) masuk lebih dalam. Ini dapat menyebabkan sumbatan, menciptakan pendengaran terganggu, hingga menimbulkan rasa penuh atau nyeri di telinga.
Risiko Gendang Telinga Robek
Gendang telinga cuma berjarak beberapa sentimeter dari ujung saluran telinga luar. Jika terlalu dalam atau terlalu kuat saat mengorek, risiko merobek gendang telinga sangat tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Infeksi Telinga
Luka kecil akibat korek kuping dapat jadi pintu masuk bakteri. Infeksi telinga luar (otitis eksterna) dapat terjadi, ditandai dengan rasa sakit, bengkak, kemerahan, & terkadang keluarnya nanah.
Tapi Kan Telinga Kotor?
Ini dia yg perlu diluruskan. telinga sebenarnya punya prosedur pembersihan alami melalui serumen. Serumen adalah zat seperti lilin yg diproduksi secara alami oleh kelenjar yg ada di telinga (dalam bahasa inggris disebut ear wax). Serumen inilah yg sering kita salah artikan sebagai kotoran telinga. Serumen diproduksi untuk menangkap debu & kotoran, lalu perlahan akan terdorong keluar oleh gerakan rahang saat kita bicara atau mengunyah. Jadi, selama tidak ada penumpukan atau keluhan khusus, tidak perlu rutin membersihkan bagian dalam telinga.
Dalam beberapa kasus khusus, serumen menumpuk di dalam telinga sehingga menyumbat saluran telinga. Jika mengalami masalah seperti ini, tindakan yg paling tepat adalah konsultasi ke tenaga kesehatan terdekat, entah itu puskesmas, rumah sakit, maupun dokter praktek.
Walaupun saya suka korek-korek telinga karena nagih, saya sudah mulai membatasi kegiatan ini setelah tahu resikonya. Jadi buat Gan & Sis yg masih rutin suka membersihkan telinga dengan cotton bud maupun alat korek kuping lainnya, lebih baik distop mulai sekarang ya!