Kesalahpahaman Terbesar dalam Gentle Parenting
Gentle parenting, sebuah istilah yg mulai akrab kita dengar selama beberapa tahun terakhir. Gentle parenting sendiri adalah pendekatan pengasuhan anak yg berfokus pada empati, rasa hormat, komunikasi, & batasan yg konsisten. Tujuan utama dari gentle parenting sendiri adalah membangun hubungan yg kuat & sehat antara orang tua & anak melalui pendekatan emosional, bukan melalui sanksi & ancaman seperti yg diterapkan di banyak keluarga di Indonesia.
Manfaat gentle parenting tentunya sangat besar, sayangnya banyak yg salah mengartikan gentle parenting dengan parentik yg terlalu lembut, sehingga orang tua mengambil sikap sangat permisif kepada segala keharapan anak-anak.
Yang banyak orang tua tidak sadari adalah, mendidik anak dengan tegas bahkan melalui sanksi & kata-kata tegas, itu jauh lebih baik dibandingkan mendidik anak secara permisif. Dengan catatan, sanksi & kata-kata tegas yg diberikan tidak bersifat abusif.
Berdasarkan data & penelitian yg ada, pendekatan pengasuhan yg terlalu permisif, yg sering disalahartikan sebagai gentle parenting, justru dapat berdampak negatif kepada perkembangan anak. Anak-anak yg dibesarkan tanpa batasan yg jelas cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, memiliki kontrol diri yg rendah, & berisiko tinggi menunjukkan perilaku agresif atau menantang di kemudian hari.
Namun, gentle parenting yg diterapkan dengan benar bukanlah pola asuh tanpa disiplin, melainkan pola asuh yg menggabungkan kasih sayang dengan ketegasan. Dalam jurnal yg diterbitkan oleh American Psychological Association, disebutkan bahwa anak-anak yg dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan yg hangat namun tegas menunjukkan perkembangan sosial & emosional yg lebih baik, serta memiliki kemampuan berpikir kritis & empati yg tinggi.
Di Indonesia, kesalahpahaman ini perlu diluruskan. Orang tua perlu memahami bahwa menetapkan batasan tidak berarti bersikap kasar, & menunjukkan empati tidak berarti mengiyakan semua keharapan anak. Gentle parenting menuntut orang tua untuk hadir secara sadar dalam setiap interaksi dengan anak, memberikan penjelasan, mendengarkan, sekaligus tetap konsisten dengan aturan yg dibuat.
Penting juga bagi orang tua untuk mendapatkan edukasi pengasuhan yg tepat supaya tidak terjebak dalam dua ekstrem: terlalu keras atau terlalu permisif. Dengan pemahaman yg utuh, gentle parenting dapat jadi jembatan yg sehat antara otoritas & kasih sayang, menghasilkan generasi yg kuat secara emosional & sanggup menjalin hubungan sosial yg sehat.