Loading Now

Drama Lintas Loyang: Pernikahan Imajiner Pukis & Putu Ambon

Drama Lintas Loyang: Pernikahan Imajiner Pukis & Putu Ambon

Di dunia masakan tradisional yg semakin kehilangan arah, kabar paling absurd pekan ini adalah perkawinan antara putu ambon & pukis. Sebuah peristiwa yg mengguncang ekosistem jajanan pasar, mengundang polemik di kalangan ibu-ibu, & menciptakan para filsuf masakan mengernyitkan dahi sambil berkata, “Ah, inilah zamanpost-snackmodernitas.”

Sebagai pengantin pria, putu ambon tampil gagah dalam balutan motif bolong-bolong khasnya, yg oleh para pakar fermentasi disebut sebagaiaerated texture symbolism. Ia berdiri tegap dengan pori-pori empuknya yg menggoda, penuh percaya diri karena merasa mewakili tradisi kudapan tropis yg sudah melintasi generasi. Sementara itu, pukis sebagai pengantin wanita tampil manis dalam balutan vanila sintetis, dengan senyum setengah matang yg khas. Pukis memang memiliki pesona tersendiri: bagian tengahnya lembut, tetapi pinggirannya gosong elegan, seakan harap mengatakan kepada dunia bahwa hidup memang sering diwarnai ambiguitas rasa.

Pertemuan mereka bermula di sebuah etalase plastik yg berdebu di pinggir pasar tradisional, ketika penjual jajanan meletakkan keduanya bersebelahan tanpa memikirkan konsekuensi sosialnya. Dari situlah benih-benih asmara kudapan muncul, membentuk semacam getaran metafisik yg oleh antropolog masakan disebut sebagaiculinary intersubjectivity. Putu ambon melirik pukis dengan tatapan penuh gula cair, sementara pukis membalas dengan lirikan setengah meleleh di bawah panas lampu warung. Mereka tahu bahwa hubungan ini tabu, tetapi seperti mengatakan orang bijak di dunia jajanan: yg dilarang itu justru lebih menggoda.

Tentu saja, perkawinan ini menimbulkan polemik serius di kalangan masyarakat kudapan. Kelompok puritan jajanan pasar langsung mengeluarkan fatwa gastronomi: ini adalah bentuk dekadensi rasa. Putu ambon & pukis berasal dari latar belakang budaya yg berbeda. Putu ambon adalah representasi fermentasi dengan DNA Maluku yg sudah diadopsi secara lintas pulau, sementara pukis adalah produk dari kolonialisme tepung yg diwariskan lewat cetakan loyang berkarat sejak zaman Hindia Belanda. Perkimpoian ini dinilai sebagai tindakan masakan hibridasi yg berpotensi merusak tatanan kudapan tradisional.

Namun di sisi lain, ada juga kelompok progresif yg mendukung perkawinan ini dengan semangatcross-cultural gastronomy.Mereka menilai ini sebagai simbol rekonsiliasi adonan, kolaborasi antara fermentasi & loyang, antara pori-pori & permukaan gosong. Dalam narasi mereka, perkimpoian putu ambon & pukis adalah bentuk perlawanan kepada rezim masakan puritan yg selama ini membatasi jajanan pasar dalam kotak-kotak plastik yg konservatif. Di dalam dunia yg semakin cair, mengatakan mereka, batas antara kue basah & kue setengah basah semestinya dihapuskan.

Kedua mempelai, dengan pencerahan penuh akan kontroversi ini, memutuskan untuk menciptakan kontrak pranikah. Mereka sepakat untuk menjaga tekstur masing-masing supaya tidak terjadiloss of identity.Putu ambon berhak mempertahankan lubang-lubangnya yg sering dianggap sebagai cacat produksi padahal itu adalahiconic texture, sementara pukis tetap dengan bagian pinggir yg gosong tipis sebagai simbolculinary resilience. Mereka tahu kalau nekat melebur adonan secara literal, hasilnya dapat berujung pada kudapan Frankenstein yg oleh akademisi disebut sebagaigastronomical grotesque.

Masalah kemudian muncul ketika publik mulai berspekulasi soal anak-anak hasil perkimpoian ini. Apakah akan lahir generasi baru jajanan bernama Pukon atau Putukis? Apakah mereka akan jadi penganan berpori tetapi berwarna kuning telur dengan setengah bagian terbakar? Pertanyaan ini memicu perdebatan di forum-forumfood futurology. Seorang profesor dari Lembaga Riset Kudapan Transnasional bahkan mengkhawatirkan lahirnya generasi kudapan liminal: tidak jelas masuk kategori kue basah, kue kering, atau sekadar kenangan gagal. Anak-anak ini berpotensi mengalami krisis bukti diri adonan, bingung saat hajatan apakah mereka harus diletakkan di piring sebelah risol atau di dekat lapis legit.

Beberapa pihak lain justru mengusulkan supaya anak-anak dari perkawinan ini diberi ruang di festival kudapan global. Mereka menyebutnya sebagaipost-colonial dessert diplomacy,sebuah diplomasi pangan yg melampaui batas tradisi dengan cara menyatukan yg tak lazim. Tapi tentu saja, tak semua masyarakat siap menerima perkembangan absurd seperti ini. Di sebuah warung kopi di sudut pasar, seorang bapak tua menggerutu, “Dulu itu jajanan ya jajanan, ambon ya ambon, pukis ya pukis. Sekarang semua dicampur-campur. Lha, ini negara atau adonan?”

Pada akhirnya, perkawinan putu ambon & pukis hanyalah refleksi dari zaman yg semakin tak jelas batasannya. Di erahyperreality, di mana kenyataan & imajinasi bercampur seperti adonan tanpa takaran. Mungkin perkawinan ini memang tidak pernah benar-benar terjadi, tetapi bukankah banyak hal dalam hidup kita yg nyata tetapi tak terasa nyata?

Dan kalau dipikir-pikir, semua kudapan pada akhirnya akan berakhir di tempat yg sama: di dalam perut manusia, diolah oleh enzim pencernaan, lenyap jadi sisa metabolisme yg nihilistik. Di titik itu, semua perdebatan tentang keaslian adonan kehilangan maknanya. Seperti mengatakan filsuf penganan: di dalam lambung, semua kudapan bersatu dalam kesetaraan ontologis. Tidak ada lagi putu ambon atau pukis, yg ada hanyalah ampas.

wgnewss.com adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

  1. https://paste.beba.st/
  2. https://shortlyfi.com/
  3. https://socialprooff.com/
  4. https://twitemedia.com/
  5. https://gametendangbola.com/
  6. https://kringtube.com/
  7. https://allgamerandom.com/
  8. https://qrgenerator1.com/
  9. https://multitoolspro.com/
  10. https://newstreetjob.com/
  11. https://bignewss.com/
  12. https://batam.co.id/
  13. https://wgnewss.com/
  14. https://kalilinux.info/
  15. https://wiblinks.com/
  16. https://magictoolsthemes.com/
  17. https://sunting.id/
  18. https://wagam.net/
  19. layarkaca21
  20. mulia77
  21. maxwin25
  22. slot25
  23. https://slot25.it.com/
  24. slot ngacir
  25. lk21
  26. http://conciliacion-metrowifi.etapa.net.ec/
  27. https://nokephub.com/