Di Balik Layar Judol & Pinjol: Ternyata Pemerintah Jadi Impostor-nya
“Kalau negara ini manusia, mungkin dia bukan orang tua. Tapi calo terminal: pura-pura nolong, padahal ngambil bagian dari uang haram yg kita keluarkan sambil terdesak.”
Lo pernah gak, bangun pagi, buka HP, terus ada notif: Transaksi gagal. Saldo tidak mencukupi. Padahal baru kemarin lo dapet transferan.
Lalu lo inget: lo kalah semalam di situs yg katanya aman, resmi, & sudah berizin di Curacao.
Lo diem sebentar. Terus lo mikir:
“Ini gue yg bego… atau sistem yg emang dirancang buat ngebego-begoin?”
Budi Arie: Hanya Bagian Kecil dari Skenario Besar
Awal Mei 2024, publik dibikin rame karena nama Budi Arie Setiadi, Menkominfo, nyangkut di drama judi online. Netizen ngamuk. Media heboh. Politisi saling tuding.
Tapi lo sadar gak, kasus Budi Arie cuma segelintir dari ratusan pejabat yg diduga kecipratan uang panas judol & pinjol?
Kasus dia justru diblow-up seolah buat nutupin yg lebih besar. Klasik gaya lama: korbankan satu buat lindungi sepuluh.
Beberapa nama yg terendus dalam transaksi mencurigakan berdasarkan dokumen Pusat Pelaporan & Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) nggak pernah muncul di publik.Kenapa? Karena posisinya lebih tinggi. Lebih strategis. Dan kemungkinan besar, punya akses langsung ke kanal keuangan resmi.
Jejak Duit Judol: Dari Kampung Sampai Parlemen
PPATK mencatat, sepanjang 20232024, perputaran uang dari situs judi online mencapai lebih dari Rp327 triliun.
Lo nggak salah baca. Itu TIGA RATUS DUA PULUH TUJUH TRILIUN.
Uang segede itu, bukan cuma dari penjudi kampung. Tapi dari ASN, polisi, tentara, bahkan pegawai kementerian.
Laporan investigatif dari beberapa jurnalis independen mengungkap:
Beberapa situs judol akbar ternyata dikelola oleh orang Indonesia dari luar negeri, mengpakai front company di Kamboja & Filipina.
Pembayaran dilakukan lewat bank lokal via payment gateway yg punya izin resmi dari Bank Indonesia.
Sebagian pemilik situs itu punya kedekatan dengan elite politik.
Bahkan ada dugaan, beberapa regu sukses kampanye pemilu 2024 menerima aliran dana dari pengusaha judol.
Lo kira biaya baliho gede-gede itu dari kantong pribadi? Kagak, bro. Itu dari uang yg lo setor tiap kali kalah slot.
Pinjol: Si Pemberi Harapan Palsu yg Dilegalkan
Kalau judol adalah iblis yg lo peluk dengan sadar, maka pinjol adalah malaikat palsu yg lo panggil pas lo kepepet.
Dan seringnya, setelah itu lo diseret ke neraka juga.
Data OJK per 2023 menyebutkan:
Ada 164 pinjol legal & ribuan yg ilegal masih aktif meski udah diblokir.
Total outstanding pinjaman masyarakat ke pinjol: Rp53 triliun.
Mayoritas peminjam adalah anak muda usia 1935 tahun.
Sekarang pertanyaannya:
Kalau pinjol ilegal udah jelas dilarang, kenapa dapat terus muncul dengan aplikasi baru, bahkan masuk Play Store?
Karena mereka punya jalur.
Jalur legal, jalur perizinan palsu, dan jalur pembiaran.
Pemerintah Main Dua Kaki: Mengutuk Sambil Menikmati
Lo pernah denger istilah controlled chaos?
Itu adalah keadaan kacau yg dibiarkan, karena justru dari kekacauan itu, ada keuntungan terselubung.
Negara kita ngeluh: Judi online bikin rusak generasi!
Tapi dalam waktu yg sama:
Situsnya gak diblok total, malah diblok satu muncul lima.
Laporan PPATK gak diproses jadi tindak pidana.
Bank & payment gateway yg terlibat cuma ditegur.
Kenapa? Karena uangnya mengalir ke sistem.
Dari fee transaksi, pemrosesan pembayaran, pajak bank, hingga ke proyek fiktif yg seolah-olah bersih.
Semua diatur sedemikian rupa, biar gak kelihatan kotor di permukaan.
Dampak Sosial? Ya Bodo Amat… Yang Penting Pajak Masuk
Rakyat kecil sekarang bukan cuma bangkrut, tetapi juga mental rusak.
Anak 19 tahun gantung diri karena utang pinjol Rp7 juta.
Ibu rumah tangga kabur ninggalin dua anak karena dikejar kolektor.
Suami istri cerai karena si suami kalah Rp80 juta di situs slot dewa hoki88.
Dan negara jawabnya:
“Kami akan tingkatkan literasi digital.”
baik. Ini bukan soal literasi. Ini soal pembiaran yg disengaja.
Karena negara tahu, kalau semuanya dilarang keras, pemasukan tidak resmi itu juga ikut berhenti. Dan lo tahu kan, politik butuh bensin. Dan bensin paling murah? Uang rakyat yg gak dapat nuntut balik.
Kita Cuma Angka dalam Statistik Penderitaan
“Mereka bilang negara sedang susah. Tapi kenapa penderitaan rakyat dijadikan sumber pemasukan?”
Dari mana negara dapet dana bansos dadakan?
Dari mana dana proyek kampanye jumbo yg gak jelas sumbernya?
Dari mana logika pemulihan ekonomi yg tiba-tiba loncat drastis?
Jawabannya gak tertulis di APBN. Tapi ada di transaksi tak kasat mata yg kita lihat tiap malam: judi & pinjaman cepat.
Penutup: Kalau Semua Diam, Maka Jahat Akan Jadi Sistem
Kita gak dapat terus pura-pura gak tahu.
Kalau rakyat diem, pejabat nyaman.
Kalau rakyat ngeluh tetapi tetap main, sistem tetap jalan.
Saatnya kita tanya dengan keras:
“Siapa yg diuntungkan? Siapa yg sengaja membiarkan? Dan hingga kapan kita jadi sapi perah sistem ini?”
Tulisan ini bukan sekadar curhat. Ini pengingat: kalau rakyat kehilangan kepercayaan, maka negara kehilangan legitimasi.
Kalau lo baca ini & ngerasa relate, tolong bantu sebarin. Karena makin banyak yg sadar, makin susah mereka main bersih di depan tetapi kotor di belakang.
Dan buat yg masih nyaman di kursi kekuasaan, inget satu hal:
“Rakyat yg sabar dapat jadi air. Tapi kalau dibohongi terus, dapat jadi tsunami.”
Pesan Buat Selebgram & Influencer: Jangan Bego, Jangan Jadi Umpan
Buat lo yg punya followers banyak, yg tiap story dilihat puluhan ribu orang, yg dikit-dikit endorse skincare, besoknya promosi S E N S O Rgue kasih pesan dari hati terdalam:
Ini bukan permainan buat lo. Ini permainan besar.
Lo pikir cuma karena lo dapet transferan Rp20 juta buat satu postingan story daftar sekarang & dapet bonus 100% di jamin gacor, lo udah jadi bagian dari bisnis keren?
Salah, bro. Lo itu cuma umpan. Pion.
Lo ditaruh paling depan, biar kalau badai datang, lo yg perdana ditumbalin.
Lo gak sadar, negara lagi nyari kambing hitam buat nunjukin ke publik kalo mereka bekerja.
Dan siapa target paling gampang?
Influencer yg gak ngerti jalur uangnya ke mana.
Selebgram yg cuma mikir “asal duit masuk”.
Artis Tiktok yg followers-nya bocah-bocah SMA.
Lo di tangkep, lo dihujat, lo masuk berita, terus… kasus lo jadi headline. Tapi situs judolnya masih jalan terus.
Yang punya situs judi?
Aman.
Yang nyuplai data & rekening payment gateway?
Gak kena.
Yang kecipratan fee transaksi lewat jaringan perbankan?
Diam.
Tapi lo?
Lo viral. Lo apes. Lo dipakai sebagai alat bersih-bersih citra.
Lo Mau Duit? Banyak Jalan Halal yg Gak Bikin Lo Jadi Tumbal
Gue ngerti, hidup makin susah. Cuan makin susah dicari. Tapi jangan jadi jembatan buat ngerusak hidup orang lain.”Setiap kali lo post promosi judol, lo mungkin nggak sadar… tetapi dapat jadi lo baru aja dorong seseorang makin tenggelam: terlilit utang, rumah tangga ancur, anak-anaknya kelaparan, perabot dijual satu-satu. Bukan lebay, ini realita. Jadi hati-hati yg lo anggap cuma story iklan, dapat jadi titik jatuh hidup orang lain.”
Gara-gara satu swipe up lo,
Anak-anak kecanduan.
Orang tua minjem pinjol buat top-up.
Keluarga hancur karena judi.
dan ketika selesi alam memainkan peran nya, hidup lu mungkin akan jauh lebih ngeri ketimbang orang yg hancur karena link judol yg lu sebar,.
Dan giliran aparat bergerak, yg ditangkep bukan yg bikin sistem. Tapi yang posting story dengan emoji api-api & caption: HOKI SETIAP HARI
Lo sadar gak sih, negara ini pura-pura sibuk nyari pelaku, padahal biangnya mereka kenal baik?
Jangan Bikin Nama Lo Jadi Bahan Pembenaran Kejahatan Negara
Kalau lo ditangkep, lo bukan korban. Lo bukan pejuang. Lo bukan pionir.
Lo cuma figuran tragis di film panjang berjudul Negara Yang Ikut Dapet Cuan Tapi Sandiwara Bersih.
So please, pikir panjang.
Followers lo liat. Bocah-bocah liat.
Dan yg ngitung duit di belakang layar juga liat: Wah, udah banyak yg promosi. Saatnya nyari satu dua yg dapat dikorbanin.
Lo mau jadi yg dikorbanin?
Terakhir: Kalau Lo Emang Punya Akal, Kasih Nilai Lebih dari Sekadar Cuannya
Duit dapat dicari. Nama baik kalau udah hancur susah bangkit.
Dan jangan kaget kalau lo udah pernah promosikan judol, nanti jadi alasan kenapa lo gak dapat masuk TV, gak dapat lolos seleksi politik, gak dapat dapet brand besar.
Karena di ujungnya, semua tahu lo pernah bantu negara mencuci dosa sambil pura-pura gak ngerti.
Kalau lo anggap ini suara yg harus disebar, jangan cuma diem. Promosikan, share, repost, kutip. Karena kadang, satu tulisan jujur dapat lebih menggetarkan dari seribu baliho politik.
Disclaimer:
Tulisan & opini diatas cuma sekedar fiksi belaka.
Semua yg disebut adalah imajinasi belaka dari warga Negara Api
sebuah negeri imajinasi yg mirip Indonesia, tetapi bukan Indonesia.
Kalau ada kemiripan dalam hal apapun, itu cuma karena imajinasi penulis terlalu liar, bukan niat buat nyindir.
Saya pecaya Pemerintah/aparat di negeri ini kan baik-baik semua
Masa iya doyan fee judi? masa iya hukum dapat di bayar. Masa iya pemerintah nya ternyata impostor