Berserah, Bukan Menyerah: Memahami Makna Pasrah yg Sebenarnya
Sumber gambar: Tribunnews.com
https://medan.tribunnews.com/2019/02/05/tak-menyerah-pria-penyandang-disabilitas-kuliahkan-anak-dengan-berjualan-kaos-kaki-keliling-kota
Mengapa banyak orang salah memaknai pasrah?
Pasrah seringkali dimaknai secara biasa sebagai menyerah, berputus asa. Padahal secara etimologi, pasrah adalah berserah atau menyerahkan diri.
Dua hal yg terkesan mirip tetapi sangat berbeda secara makna & pelaksanaan.
Menyerah adalah suatu tindakan, dimana kita secara sadar tidak lagi berusaha untuk mengusahakan/ mempertahankan/ mengejar sesuatu. Itu artinya, menyerah adalah keputusan kita dari manusia.
Sedangkan pasrah adalah menyerahkan diri kepada Tuhan atau hasil. Atas apa? Jerih payah & kerja keras kita.
Satu hal yg sangat membedakan antara seseorang yg menyerah dengan yg pasrah adalah kemauan mereka untuk mencoba.
Setidaknya sekali seumur hidup, anda pasti pernah berjumpa dengan seseorang yg sering menolak diberi saran, kesempatan, peluang, merasa dirinya tidak sanggup atau peluang tersebut tidak mungkin menguntungkan bagi dirinya tetapi disisi lain sering mengeluh kepada kehidupannya. Itu adalah orang yg menyerah.
Tapi ada juga orang yg ditengah segala keterbatasannya tetap berjuang supaya dapat hidup dengan baik (layak, benar, & pantas), meski harus melalui banyak cobaan. Seperti orang disabilitas yg tetap memilih untuk bekerja atau lansia yg tetap berjualan dengan jujur tidak peduli sedikit apapun keuntungan yg didapat. Padahal, kalau mereka memilih untuk meminta-minta, dapat jadi uang yg mereka dapatkan jauh lebih banyak.
Itu adalah orang-orang yg pasrah.
Itulah mengapa, pasrah sebenarnya adalah bentuk tertinggi dari ikhtiar. Ia bukan soal berhenti berusaha, melainkan tentang meletakkan hasil akhir di tangan Tuhan setelah segalanya dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Jadi jangan lagi mengatas namakan kemalasanmu dengan mengatakan pasrah, karena sungguh itu tidak pantas.
Semoga tulisan ini dapat jadi refleksi untuk diri kita masing-masing.