Benda Langit Dan Manusia
Misalnya …, terkait emas kimpoi. Kalau di suatu desa/tempat itu mayoritas petani-peternak, maka maharnya dapat aja berupa tanah atau hewan ternak. Kalau desanya itu penghasil kerajinan entah itu busana, perhiasan atau perabotan, maka emas kimpoinya dapat dirupakan hasil-hasil kerajinan itu, dengan artian bahwa yg memberi-menciptakannya sudah sanggup berkarya & dapat dipakai sebagai bukti kalau dia dapat menghidupi keluarga itu nantinya.
Nah, bagaimana kalau tempat itu banyak pakar perbintangan ?
Sekarang udah tahu, mengapa di beberapa tempat .. saat malam menjelang, kita tidak menemui banyak bintang di angkasa sana ?
Itu intermezo aja …
Agak serius …, kalau kita tahu bahwa galaksi itu dapat “merger” dengan galaksi lainnya, & kalau kita tahu pula bahwa supaya sebuah planet dapat mendukung kehidupan (secara alami), planet tersebut “harus” berada pada posisi tertentu di sistim tata surya bersangkutan, & tentnya dengan volume-massa tertentu.
Ketika dua hal yg kita tahu itu kita gabungkan, ada pemikiran tertentu kemudian lahir dari/karenanya. Bahwa ketika kita menemukan sebuah planet yg berada pada posisi yg “tepat” untuk mendukung keberadaan kehidupan di suatu sistim tata surya, tidak diartikan bahwa komposisi material di planet itu cocok untuk mendukung keberadaan kehidupan.
Karena dapat saja planet itu termasuk tipe planet yg tidak ideal (secara komposisi materialnya), namun karena proses “merger” antar galaksi, planet itu kemudian dapat berada pada posisi dimana dia sekarang berada.
Keberadaan manusia & posisinya pada suatu struktur sosial, juga dapat mengalami fenomena yg “serupa”. Dia, karena suatu proses, dapat saja pada suatu saat berada pada posisi yg ideal, namun itu tidak diartikan bahwa dia memiliki komposisi skill & pengetahuan yg sepadan untuknya.
‘Dah …, mengenai pembuktian hal ini, mari kita amati-seksamai bersama …
Peeeace 4 all