Bayangan di Balik Jendela
Malam itu hujan turun deras. Rintiknya menghantam genteng tua rumah kos milik Bu Ratmi, wanita sepuh yg tinggal seorang diri di ujung gang sempit. Rumah itu sudah lama terkenal angker, khususnya sejak salah satu penghuni kamarnya ditemukan meninggal misterius lima tahun lalu.
Farhan, pemuda berusia 24 tahun, baru pindah ke kota itu untuk bekerja di toko elektronik. Ia tidak punya banyak opsi tempat tinggal karena gajinya pas-pasan. Rumah kos Bu Ratmi adalah satu-satunya yg menyewakan kamar dengan harga murah: cuma 300 ribu per bulan, termasuk listrik & air. Terlalu murah untuk kamar sebesar itudan terlalu mencurigakan bagi beberapa orang.
“Kalau anda kuat iman, silakan tinggal. Tapi jangan tanya kenapa harganya segitu,” ucap Bu Ratmi waktu perdana kali Farhan melihat kamar itu. Ia cuma tersenyum, menganggapnya sebagai candaan khas orang tua.
Malam perdana Farhan di kamar itu berjalan biasa saja. Tapi saat memasuki malam kedua, Farhan mulai merasa sesuatu yg janggal. Jendela kamarnya yg menghadap halaman belakang sering terbuka sendiri padahal sudah dikunci. Setiap malam, tepat pukul 2 dini hari, ia sering terbangun oleh suara ketukan lembut di jendela. Tiga kali ketukan. Pelan, tetapi cukup menciptakan bulu kuduk berdiri.
Awalnya Farhan mengira angin atau tikus. Tapi malam ketiga, ia melihat bayangan samar di balik kaca jendela. Seperti sosok perempuan dengan rambut panjang yg berdiri diam, memandang ke dalam kamar.
Ia langsung menyalakan lampu & membuka jendelatak ada siapa-siapa. Halaman belakang kosong, cuma rerumputan liar & satu pohon mangga yg sudah mati.
Penasaran & takut bercampur jadi satu. Farhan mulai bertanya-tanya pada tetangga kos. Salah satu penghuni lama, Bang Adi, akhirnya buka suara.
“Itu kamar yg dulu pernah ditempati Lela. Anak perantauan juga, cantik, pendiam. Dia ditemukan meninggal gantung diri di dalam kamar. Sejak itu, gak ada yg betah tinggal di situ lebih dari seminggu.”
Farhan diam membisu. Tapi ia bukan orang yg mudah percaya pada hal mistis. Ia bertahan. Namun malam demi malam, gangguan makin sering terjadi.
Suatu malam, Farhan nekat bertanya ke bayangan di jendela.
“Apa yg anda harapkan?”
Tak ada jawaban. Tapi malam itu, bayangan itu masuk ke dalam mimpi Farhan. Dalam mimpinya, Lela menangis. Ia menunjuk ke arah lantai kamar, dekat lemari.
Begitu terbangun, Farhan menggali lantai kayu itu. Ia menemukan kotak besi kecil yg berisi buku harian Lela. Isinya menciptakan Farhan terdiam: Lela tidak bunuh diri. Ia dibunuh, & pelakunya adalah… Bu Ratmi.
Farhan gemetar. Ia membawa buku itu ke polisi. Hasil forensik menyatakan tulisan itu asli. Polisi menangkap Bu Ratmi, & kasus kematian Lela dibuka kembali setelah lima tahun.
Sejak malam itu, tidak ada lagi bayangan di balik jendela.
Namun Farhan masih tinggal di sana. Bukan karena beranitapi karena setiap malam ia merasa… Lela masih menjaganya.
—