Loading Now

Antara Peta & Realita: Benarkah Pulau Jawa Lebih Besar?

Antara Peta & Realita: Benarkah Pulau Jawa Lebih Besar?

DalamThe New Nature of Maps: Essays in the History of Cartography(2001), J. B. Harley, seorang sejarahwan kartogragi asal Inggris, menegaskan bahwa peta bukan sekadar representasi objektif dari dunia. Peta tidak cuma berfungsi sebagai cermin realitas yg netral, tetapi juga instrumen kekuasaan. Ia membingkai ruang sesuai kepentingan politik, ekonomi, & ideologis, sambil membentuk cara kita memandang dunia.Garis-garis yg tampak lurus, proporsi yg tampak akurat, & penempatan pulau-pulau atau kota-kota di atlas hanyalah hasil opsi yg menyiratkan dominasi politik tertentu.

Pengalaman saya menempuh perjalanan darat di Pulau Jawa memperlihatkan secara konkret ketidakselarasan itu. Malam itu, selepas isya, bus Gunung Harta yg saya tumpangi berangkat dari Terminal Bungurasih, Surabaya menuju Banyuwangi. Jarak sekitar 280 kilometer semestinya dapat ditempuh dalam empat hingga lima jam, sebagaimana pengalaman serupa di Sulawesi. Namun kenyataannya, saya baru tiba di Pelabuhan Ketapang keesokan paginya, sekitar pukul delapan atau sembilan. Artinya, dengan waktu tempuh lebih dari sepuluh jam, bus melaju cuma dengan rata-rata laju sekitar 28 km/jam. Angka itu terasa terlalu lambat secara fisik, seolah-olah bus ditarik oleh tenaga kuda betulan, bukan tenaga kuda dari mesin modern.

Kejanggalan serupa juga muncul saat saya berangkat dari Terminal Semarang menuju Tuban. Berangkat pukul sepuluh pagi, saya baru tiba sekitar pukul tujuh atau delapan malam. Jarak yg –lebih pendek dari Surabaya-Banyuwangi– mestinya dapat ditempuh dalam beberapa jam, berubah jadi ekspedisi panjang, dengan perkiraan laju rata-rata cuma 25 km/jam, laju yg tidak lazim untuk bus penumpang di Jawa. Pengalaman di Sulawesi membandingkan jarak serupa yg ditempuh dalam tiga hingga empat jam menciptakan kontradiksi ini semakin nyata: Jawa, secara pengalaman tubuh, mungkin lebih luas daripada yg digambarkan di atlas.

Tubuh jadi pengukur yg lebih jujur daripada garis bujur & lintang. Setiap lekuk jalan, setiap tanjakan & turunan, setiap tikungan tajam menguji ritme & kesabaran. Kecepatan yg lambat bukan sekadar soal kendaraan atau kondisi jalan, tetapi jadi pengingat bahwa pengalaman material tidak sering sejalan dengan representasi peta.

Harley memperingatkan bahwa peta adalah wacana yg menampilkan sekaligus menyembunyikan realitas. Dalam konteks perjalanan saya, atlas menampilkan jarak yg masuk akal, namun tubuh mengonfirmasi pengalaman yg berbedajarak yg membentang, waktu yg melambung, pulau yg terasa lebih akbar dari proporsinya di peta.

Henri Lefebvre dalamThe Production ofSpace(1991) menekankan bahwa ruang bukan entitas pasif, melainkan hasil konstruksi sosial & politik. Pulau Jawa bukan cuma dibentuk oleh geografi, melainkan oleh tata jalur, pembangunan infrastruktur, & cara kekuasaan menata representasi ruang melalui peta. Jalan raya, terminal, & pola lalu lintas membentuk pengalaman ruang yg berbeda dari yg digambarkan atlas. Setiap perjalanan jadi pengalaman terestrial yg membuka kontradiksi antara konstruksi peta & pengalaman.

Benedict Anderson, dalam Imagined Communities(1983), menyoroti bahwa bangsa dibangun melalui imajinasi kolektif, yg difasilitasi oleh media termasuk peta. Atlas kolonial & peta nasional tidak cuma menggambar pulau & kota, tetapi juga mengikat wilayah dalam satu kesatuan imajiner bernama Indonesia. Namun pengalaman di jalan raya mengungkap ketidaksesuaian antara imajinasi kolektif & pengalaman material. Tubuh merasakan jarak yg lebih panjang, waktu yg lebih lama, sehingga imajinasi nasional yg dibangun melalui atlas menemui batas ketika bersinggungan dengan realitas fisik.

Michel Foucault dalamDiscipline and Punish(1977) mengingatkan bahwa kekuasaan bekerja melalui pengaturan tubuh, waktu, & ruang. Peta & jam adalah instrumen yg menginternalisasi disiplin tanpa harus memaksakan kekerasan fisik. Pengalaman saya di bus malam SurabayaBanyuwangi & perjalanan siang SemarangTuban jadi contoh bagaimana tubuh dipaksa menyesuaikan diri dengan tata ruang yg dibangun kekuasaan. Tubuh merasakan keterlambatan, rasa lelah, & panjangnya waktu tempuh; atlas tetap bersikeras menyajikan jarak yg singkat & proporsional. Disiplin kekuasaan bekerja pada tingkat simbolik & praktis sekaligus: ia mengajarkan kita untuk patuh pada representasi, sekaligus menahan tubuh dalam ritme yg ditentukan.

Ketidakselarasan antara pengalaman & peta membuka refleksi epistemologis. Atlas kolonial atau nasional berfungsi layaknya GPS yg sering salah arah, namun tetap diikuti dengan patuh. Ia menuntun ke tujuan, tetapi menciptakan kita lupa ukuran sebenarnya dari ruang & waktu yg dilalui. Setiap perjalanan panjang di Jawa bukan sekadar mobilitas, melainkan perjalanan epistemologispertemuan antara teori, sejarah, & pengalaman tubuh.

Di jalan, kita menyadari bahwa peta tidak netral; jarak dapat memanjang atau memendek, ruang dapat diperluas atau dipersempit, sesuai kepentingan yg memproduksinya.

Pengalaman perjalanan darat ini juga menunjukkan bagaimana representasi kartografis membentuk ekspektasi. Atlas memberi kesan proporsional & masuk akal mengenai luas pulau, posisi kota, & waktu tempuh antar wilayah. Namun ketika tubuh menapaki jalan, pikiran dipaksa menyesuaikan ekspektasi dengan realitas fisik. Setiap tikungan, tanjakan, atau kemacetan jadi bukti bahwa peta bukan cermin sempurna, melainkan alat untuk mengarahkan persepsi. Perjalanan darat mengungkap ruang tersembunyi: ruang antara garis peta & letih tubuh, antara simbol & pengalaman nyata, antara representasi & realitas.

Kendati atlas membatasi pengalaman visual, pengalaman tubuh membuka dimensi lain dari ruang: ruang yg dirasakan, ditempuh, & dibentuk oleh ritme perjalanan. Tubuh jadi saksi yg tak dapat dibohongi, menyaksikan ketidakselarasan peta & fakta. Jalan raya yg panjang, waktu tempuh yg lama, & rasa letih yg mengendap di otot & sendi membuka pencerahan bahwa pengalaman nyata sering melampaui representasi. Dengan demikian, saya memaknai pengalaman berkendara di pulau Jawa ini sebagai –semacam– koreksi empiris kepada peta: pembuktian bahwa atlas, meski tampak akurat, tetap merupakan konstruksi politik & epistemologis.

Akhirnya, pengalaman ini mengajarkan bahwa perjalanan darat adalah pengalaman interdisiplinerpertemuan antara geografi, sejarah, teori sosial, & pengalaman material tubuh. Peta bukan semata alat navigasi, tetapi juga instrumen kekuasaan yg membentuk persepsi & pengetahuan.

Tubuh, melalui rasa letih & panjangnya waktu tempuh, jadi pengukur kebenaran yg lebih jujur daripada atlas. Setiap perjalanan panjang, setiap tikungan jalan, & setiap jam yg berlalu mengungkap bagaimana realitas ruang & waktu seringkali lebih kompleks daripada yg digambarkan peta.

Dengan demikian, perjalanan saya bukan sekadar perpindahan dari satu titik ke titik lain, melainkan juga perjalanan epistemologis. Tubuh jadi pengukur yg tak terbantahkan. Di sinilah interaksi antara representasi & pengalaman membuka wawasan: peta bukan realitas, & realitas pun tidak sering berada pada atlas. Jalan-jalan di Jawa, bus yg lambat, & waktu tempuh yg panjang jadi laboratorium hidup yg mengajarkan tentang kekuasaan, persepsi, & pengalaman tubuhdan bagaimana semuanya berjumpa di persimpangan antara garis, jarak, & lelah.

wgnewss.com adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

  1. https://paste.beba.st/
  2. https://shortlyfi.com/
  3. https://socialprooff.com/
  4. https://twitemedia.com/
  5. https://gametendangbola.com/
  6. https://kringtube.com/
  7. https://allgamerandom.com/
  8. https://qrgenerator1.com/
  9. https://multitoolspro.com/
  10. https://newstreetjob.com/
  11. https://bignewss.com/
  12. https://batam.co.id/
  13. https://wgnewss.com/
  14. https://kalilinux.info/
  15. https://wiblinks.com/
  16. https://magictoolsthemes.com/
  17. https://sunting.id/
  18. https://wagam.net/
  19. https://www.billspennsyphotos.com/
  20. layarkaca21
  21. mulia77
  22. maxwin25
  23. slot25
  24. https://slot25.it.com/
  25. https://www.billspennsyphotos.com/
  26. slot ngacir
  27. lk21
  28. http://conciliacion-metrowifi.etapa.net.ec/