Sebuah Diskusi: Apakah Takdir itu Netral?
Saya sering melihat bahwa takdir itu netral karena takdir datang dengan membawa opsi pada penerimanya sebagai objek, bukan subjek. Takdir tidak peduli kita siapa, dengan latar belakang apa, jabatannya apa, apakah kita sebagai manusia atau subjek bernyawa ini hidup dengan baik atau buruk, tidak, takdir tidak peduli tentang itu semua. Takdir hadir cuma karena kita ada. Takdir tidak memilih siapa yg akan ia berikan nasib buruk, takdir cuma hadir karena kita si objek sudah berada pada lingkungan yg buruk, mereka hadir berdasarkan keadaan awal si penerimanya. Selebihnya yg terjadi itu bukan karena takdir menentukan akan terjadi demikian, tetapi lebih karena akibat dari opsi kita.
Jawaban saya adalah, netral tidak sama dengan adil.
Justru karena si kaya tetap mendapat takdir yg baik, & si miskin mendapat takdir yg buruk, itu menunjukkan bahwa takdir itu sangat netral? Yang tidak netral adalah ketika takdir dapat memilih, ketika takdir bersifat otonom untuk memiliki kehendak & memberikan kemudahan bagi orang-orang pilihannya yg ia anggap baik. Takdir sering bersifat netral, bukan adil. Itu yg harus dipisahkan, karena kedua hal ini sangat berbeda.
Takdir hadir memberikan opsi berdasarkan kemungkinan opsi yg dapat muncul tergantung dari kondisi si objek, & si objek inilah yg nantinya akan bertindak sebagai subjek & memilih takdir apa yg harap ia ambil berdasarkan opsi yg ada. Yang terjadi setelah itu adalah hasil dari opsi kita, bukan opsi takdir. Karena manusialah yg punya otonom untuk menentukan takdirnya sendiri.
Kesimpulannya, menurut saya, Tuhan memberikan takdir itu tidak dalam bentuk yg sangat mengikat, yg menciptakan manusia bergerak seperti robot, karena semua sudah ditentukan oleh Tuhan. Tidak seperti itu. Kalau yg saya pahami, takdir itu seperti membaca novel Goosebumps, dimana kita dipaksa untuk memilih dari berbagai opsi yg ada berdasarkan kondisi kita waktu itu, yg mana opsi kita akan menghadapkan kita pada pilihan-pilihan lain di masa depan. Sehingga apa yg terjadi pada kita, walaupun sedikitnya dipengaruhi oleh takdir, lebih banyak merupakan akibat & hasil dari opsi kita sendiri. Memang ada takdir yg sudah jadi ketentuan tetap oleh Tuhan, atau dalam agama Islam disebut Qada, sebuah ketentuan yg tidak akan dapat dirubah oleh makhluknya, seperti kelahiran, kematian, maupun ciri fisik yg melekat pada diri kita ketika kita lahir. Tapi apa yg terjadi pada kehidupan kita adalah Qadar, sesuatu takdir yg dapat kita ubah berdasarkan tergantung dari kekuatan & kemauan kita untuk merubahnya.
Tulisan ini murni opini dari saya, jadi kalau ada yg punya pendapat berbeda atau harap berdiskusi juga, saya persilahkan. Hahaha