Loading Now

Negeri 17000 Pulau: Atlas Mistis Kepulauan Nusantara

Negeri 17000 Pulau: Atlas Mistis Kepulauan Nusantara

Bayangkan sebuah negeri, tempat pulau-pulau tidak dihitung dengan satelit, GPS, atau aplikasi peta digital- melainkan dengan firasat, asap dupa, & kompas yg jarumnya lebih sering bergetar ketakutan daripada menunjuk utara. Di dunia ini, angka 17.000 bukan hasil hitungan ilmuwan, melainkan mantra kolektif yg dibisikkan dari era kolonial ke telinga para pejabat modern: Tujuh belas ribu tujuh belas ribu jangan pernah tanya bagaimana caranya, cukup percaya.

Konon, dahulu kala, para kartografer Portugis, Belanda, & Inggris berlayar ke timur, dengan tekad membelah kabut Nusantara. Mereka bukan cuma membawa peta buta & tinta, tetapi juga keyakinan bahwa pulau dapat dijinakkan dengan garis di atas kertas. Satu demi satu, daratan yg muncul di cakrawala mereka tandai, diberi nama, lalu diselipkan ke daftar panjang yg entah sejak kapan jadi kitab suci statistik. Mereka tidak tahu apakah pulau itu tetap ada esok hari atau sudah lenyap ditelan ombak, tetapi siapa peduli? Yang penting namanya sudah dicatat.

Pulau-pulau ini, mengatakan legenda, tidak statis. Ada yg muncul saat bulan purnama, lalu menghilang saat bulan berganti. Ada yg cuma menampakkan diri pada nelayan yg hatinya bersih. Ada yg bergeser perlahan, seolah enggan berada di tempat yg sama terlalu lama, seakan tahu bahwa manusia harap menancapkan bendera di atasnya. Dan ada pula yg cuma ada di peta, tidak di dunia nyata, tetapi tetap disebut dalam setiap laporan kementerian.

Jadi, kalau Anda percaya bahwa Google Maps sanggup menangkap lapangan bola, mobil parkir, bahkan jemuran ibu-ibu, tetapi gagal menampakkan ribuan pulau, jangan salahkan teknologinya. Pulau-pulau itu, mengatakan para tetua, memang memilih untuk bersembunyi. Mereka menutup diri dengan kabut, menipu radar, & memantulkan sinyal satelit ke arah laut dalam. Pulau-pulau ini, menurut kepercayaan para pelaut tua, cuma dapat ditemukan dengan mata ketigabukan dengan kamera drone.

Mari kita bayangkan bagaimana angka sakral 17.000 itu perdana kali lahir. Tidak ada komputer, tidak ada jaringan internet. Hanya meja kayu, peta lusuh, tinta hitam, & aroma kopi basi. Seorang petugas kolonial, mungkin dengan seragam yg kancingnya hilang satu, menggoreskan angka itu di buku catatan sambil mendengar desahan angin dari laut Jawa. Tujuh belas ribu, katanya, sambil menggambar garis pantai yg lebih mirip labirin daripada realitas. Tak ada yg berani membantah. Angka itu masuk laporan resmi, lalu jadi dogma. Setiap generasi pejabat berikutnya cuma menyalin, menstempel, & mengulang tanpa tanya.

Dan kita, manusia modern, yg dapat melihat bumi dari satelit, tetap mengulang angka itu dengan patuh, seolah takut mengutuk diri sendiri kalau mengoreksi kitab lama itu. Tanyakan ke siapapun: berapa jumlah pulau di Indonesia? Jawabannya akan sama, mantap, meyakinkan, tujuh belas ribu lebih sedikit. Seolah angka itu turun langsung dari langit, dibawa angin dari Samudra Hindia, lalu mendarat di meja birokrat Jakarta.

Tapi mari kita pakai logika sederhana: bagaimana mungkin ada begitu banyak pulau, tetapi kapal yg melintas tidak setiap hari karam menabrak pulau-pulau liar yg bermunculan? Bagaimana mungkin nelayan tidak kebingungan di lautan yg katanya dipenuhi pulau? Bagaimana mungkin di era satelit resolusi tinggi, ribuan pulau tetap tak pernah terekam jelas, seakan mereka punya kontrak rahasia untuk tetap tak terlihat?

Mungkin, mengatakan beberapa orang bijak, angka ini adalah propaganda. Bukan propaganda murahan, tetapi propaganda elegan, yg menciptakan negara terlihat besar, megah, & rumit. Angka ini adalah mantra kekuasaan: semakin akbar angka, semakin akbar kesan bahwa negeri ini terlalu luas untuk benar-benar dipahami. Pengetahuan tentang wilayah pun jadi eksklusif, cuma untuk para elit yg punya akses ke peta rahasia, kompas ajaib, & kapal yg tahu jalannya sendiri.

Di dunia kartografi mistik ini, peta bukan sekadar gambar. Ia adalah teks sakral, penuh simbol & metafora. Setiap garis pantai adalah doa, setiap titik pulau adalah tanda keberuntungan atau kutukan. Para kartografer antik bukan ilmuwan; mereka adalah peramal yg membaca arus laut seperti membaca garis tangan. Mereka menandai pulau bukan karena melihatnya, tetapi karena merasakannya. Satu tarikan napas, satu kilatan cahaya di ufuk, cukup untuk menorehkan nama baru di peta.

Pulau-pulau itu pun punya humor gelapnya sendiri. Mereka tahu manusia suka menghitung, memberi nama, & merasa menguasai. Jadi, mereka bermain-main: muncul di depan pelaut yg sedang mabuk, tenggelam di hadapan pejabat survei, atau berkeliling di arus bawah laut, bergeser perlahan, menguji kesabaran birokrasi.

Dan angka 17.000? Ia tidak lagi sekadar hitungan; ia jadi mantra kebangsaan. Ia diucapkan di podium-podium resmi, dicetak di buku teks sekolah, disebar ke brosur pariwisata, diulang di televisi nasional. Ia seperti mitos naga atau harta karun: semua tahu mungkin tidak benar, tetapi tak seorang pun berani membantah keras-keras. Angka ini sudah terlalu suci untuk disentuh kritik.

Maka, kalau suatu hari Anda berlayar di perairan Nusantara & merasa cuma melihat segelintir pulaubelasan, mungkin puluhanjangan terburu-buru menyangkal angka resmi itu. Mungkin Anda belum cukup murni untuk melihat pulau-pulau gaib yg tersebar di balik kabut. Atau mungkin, cuma mungkin, pulau-pulau itu memilih untuk tidak menampakkan diri kepada Anda, sang skeptis yg terlalu percaya pada Google Maps.

Di akhir hari, angka 17.000 bukan tentang geografi, melainkan tentang iman. Percaya atau tidak percaya, itu opsi Anda. Tetapi berhati-hatilah: angka ini sudah lama menjelma mantera. Ia mengikat logika, membungkus nalar, & mengubah laut Nusantara jadi peta mistik, di mana pulau-pulau bukan sekadar daratan, melainkan rahasia yg menunggu untuk ditemukanatau dibiarkan tetap tersembunyi.

wgnewss.com adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

  1. https://paste.beba.st/
  2. https://shortlyfi.com/
  3. https://socialprooff.com/
  4. https://twitemedia.com/
  5. https://gametendangbola.com/
  6. https://kringtube.com/
  7. https://allgamerandom.com/
  8. https://qrgenerator1.com/
  9. https://multitoolspro.com/
  10. https://newstreetjob.com/
  11. https://bignewss.com/
  12. https://batam.co.id/
  13. https://wgnewss.com/
  14. https://kalilinux.info/
  15. https://wiblinks.com/
  16. https://magictoolsthemes.com/
  17. https://sunting.id/
  18. https://wagam.net/
  19. https://www.billspennsyphotos.com/
  20. layarkaca21
  21. mulia77
  22. maxwin25
  23. slot25
  24. https://slot25.it.com/
  25. slot ngacir
  26. lk21
  27. http://conciliacion-metrowifi.etapa.net.ec/
  28. https://nokephub.com/