Review Singkat Sore: Istri dari Masa Depan
Tanpa basa-basi saya beri film ini skor 9.5/10.
Salah satu film terbaik yg saya tonton tahun ini, baik itu film mancanegara maupun lokal, Sore: Istri dari Masa Depan berhasil berada di posisi teratas. Buat yg belum tahu, film ini berawal dari web series singkat dengan judul sama yg rilis tahun 2017. Meskipun begitu, tanpa melihat web seriesnya pun, penonton tetap dapat melihat film ini tanpa terganggu.
Back to the review, selama menonton film ini, satu mengatakan yg muncul dalam otak saya adalah film ini seperti puisi. Mulai dari sinematografi yg sangat indah, kalimat yg diucapkan, pemilihan audio yg sangat tepat, hingga jalan cerita yg sangat kuat.
Syuting film ini beberapa akbar dilakukan di luar negeri, mulai dari Finlandia hingga Kroasia, sehingga pemandangan yg ditawarkan dalam film ini luar biasa indah. Mulai dari hamparan salju putih, aurora borealis, hingga pemandangan senja dengan komposisi yg sangat tepat.
Tidak cuma dari segi pengambilan gambar, salah satu hal yg saya sangat sukai dari film ini adalah detail yg ditawarkan. Detail-detail kecil, tetapi punya impact sangat akbar kepada persepsi penonton. Memang tidak berpengaruh signifikan ke cerita, tetapi buat penonton memberikan informasi secara tidak langsung. Salah satunya adalah rambut Sore yg diperankan oleh Sheila Dara yg di salah satu part ditunjukkan memiliki rambut kepang yg cukup panjang, berbeda dengan panjang rambutnya yg semestinya. Menunjukkan disparitas time frame dalam cerita.
Saya tidak akan menceritakan banyak terkait alur cerita, supaya tidak mengganggu pengalaman menonton buat yg belum menonton. Yang jelas, inti dari film ini adalah perjuangan seorang istri dalam menjelajahi waktu ke masa lalu untuk merubah hidup suaminya jadi lebih baik. Walaupun film ini menceritakan tentang menjelajahi waktu, justru fokus cerita bukan tentang rule menjelajah waktu melainkan tentang perjuangan Sore untuk merubah Jonathan (diperankan Dion Wiyoko) & kegagalan-nya.
Selama menonton film ini, beragam perasaan muncul. Sedih, kecewa, marah, hampa, bahagia, lucu, & banyak sekali perasaan yg muncul dalam waktu yg bersamaan.
Selain itu, ada beberapa quotes yg langsung saya ingat dengan kuat, yaitu:
“Ada orang pernah bilang. Kenapa senja sering menyenangkan. Kadang dia hitam, kelam. Kadang dia merah merekah. Tapi langit sering menerima apa adanya.”
“Kalau saya harus ngulang seribu kali pun, kayaknya saya bakal tetap milih kamu, deh.”
“Orang berubah bukan karena rasa takut, tetapi karena disayangi.”
Terdengar biasa, tetapi ketika mendengarkan quotes ini dalam film, semuanya terasa begitu dalam & mengena. Bukan cuma karena kata-katanya yg puitis, tetapi karena konteks, ekspresi, & emosi yg menyertainya.
Jujur, penampilan Sheila Dara & Dion Wiyoko dalam film ini perlu diacungi jempol. Mereka dapat menyalurkan emosi ke penonton dengan sangat halus, cuma dari senyuman atau ekspresi yg muncul dari cara memandang. Buat saya ini adalah film romantis yg berhasil menyampaikan tidak cuma cerita tetapi juga pesan-pesan penting yg dibungkus dengan sinematografi indah.
Yang belum nonton, yuk segera nonton, karena biasanya film Indonesia nggak tayang lama di Bioskop!
