Jateng Sukses Pertahankan Gelar Juara Umum di MilkLife Archery Challenge 2025
Turnamen MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 yg diselenggarakan oleh Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) & Bakti Olahraga Djarum Foundation telah mencapai puncaknya pada Sabtu (5/6) di Supersoccer Arena Kudus, Jawa Tengah. Dalam lomba yg ketat selama delapan hari sejak 28 Juni hingga 5 Juli 2025, kontingen Jawa Tengah tampil impresif & sukses mengunci gelar pemenang umum.
Sebanyak 80 atlet muda panahan dari kontingen Jawa Tengah berhasil mengantongi 32 medali emas, 22 medali perak & 25 medali perunggu. Kemenangan ini menambah pundi-pundi medali emas yg sudah diperoleh, selama tiga kali berturut-turut usai memenangi turnamen serupa di Yogyakarta pada 2022, di Bogor pada 2023, & di Batam pada 2024.
Ketua Panitia Pelaksanasekaligus Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan & Prestasi Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) Abdul Razak memberikan ucapan selamat kepada pemenang biasa turnamen MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025. Saat ini, menurut Razak potensi atlet-atlet panahan muda di Jawa Tengah sangat baik karena banyaknya turnamen yg diselenggarakan. Namun, Razak juga mengatakan potensi-potensi atlet dari luar pulau Jawa pun menjanjikan, cuma saja belum banyak wadah turnamen panahan untuk mengasah kemampuan mereka.
Panahan jadi salah satu cabang olahraga prioritas pemerintah Indonesia, sehingga PB Perpani semaksimal mungkin mengpakai kesempatan & kepercayaan untuk mengerjakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) & kualitas turnamen di pusat & daerah. Karena kalau tidak diasah, prestasi atlet muda terhambat. Kami berharap kolaborasi dengan Djarum Foundation dapat terus berkelanjutan demi memajukan cabang olahraga panahan di Indonesia,kata Razak.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosiminbersyukur atas keberhasilan gelaran turnamen MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 yg digelar di Kudus. Turnamen yg diikuti 876 atlet muda panahan ini diharapkan sanggup jadi pemantik penyelenggaran event cabang olahraga panahan lainnya di kalangan masyarakat luas. Yoppy juga menggarisbawahi pentingnya menjaga ekosistem cabang olahraga panahan dengan cara pemassalan dari usia dini. Dengan begitu regenerasi atlet panahan di Indonesia juga akan terus berkelanjutan.
Kami mendukung langkah PB Perpani menggelar turnamen level nasional yg memberikan pentas bagi atlet muda panahan untuk mencatatkan prestasi dalam mengharumkan nama Indonesia hingga di level internasional. Harapannya para atlet muda dapat terus mensayangi cabang olahraga ini & dapat bercerita tentang serunya pengalaman mereka mengikuti kejurnas,ujar Yoppy.
Ketua Kontingen Jawa Tengah Martin Sudarmonomenuturkan kemenangan ini bukan hal yg mudah, melainkan berkat kegigihan seluruh pihak yg terlibat mulai dari atlet, pelatih, hingga orangtua. Selain itu, menurut Martin, hal yg tidak kalah penting untuk ditanamkan kepada atlet selain strategi permainan adalah menciptakan kekompakan & kepercayaan dalam regu supaya para atlet dapat tampil maksimal dalam menorehkan prestasi.
Gelar pemenang biasa keempat ini adalah suatu kebanggaan. Mereka adalah atlet terbaik dari seleksi ketat tingkat provinsi. Mereka datang dengan kualitas & kapasitas atlet yg tahan banting serta sanggup bersaing. Terima kasih atas perjuangan para atlet yg dengan gigih bertanding, namun kami berharap supaya para atlet tidak berpuas diri melainkan menjadikan trofi kali ini sebagai pelecut semangat untuk jadi semakin baik,ucap Martin.
Salah satu atlet kontingen Jawa Tengah yg meraih medali emas kategori Recurve U-18 Woman adalah Fayola Jingga Naeva Maheswari. Yola, sapaan akrabnya, melakoni pertandingan final yg menegangkan melawan Anastasya Adinda Puspa I asal Lampung. Meski sempat tertinggal saat 2 set permainan awal, Yola akhirnya mendapat ketenangan & akurasi sehingga sanggup menyamakan set poin 4-4.
Saat babak shoot offyang menentukan kemenangan, baik Yola & Anastasya lagi-lagi tampil apik. Keduanya sanggup melesatkan anak panah ke target target hingga menyentuh poin tertinggi yakni 10.
Kendati demikian, anak panah Yola dinilai memiliki akurasi yg lebih tinggi karena posisinya lebih dekat dengan titik tengah target (x). Menghadapi lawan di final tadi awalnya gemetar, mental terguncang tetapi untungnya ada pelatih yg memberi motivasi untuk tenang & bermain santai. Tantangan terbesar adalah angin yg cukup besar, jadi harus pintar-pintar mencari posisi yg pas untuk melesatkan anak panah supaya tepat sasaran,kata Yola.