RK Siap Disidik, KPK Masih Sibuk Pendidikan: Negeri di Tepi Parodi”
Buka
Bandung 9 Juni 2025 Di tengah langit yg berwarna abu-abu tua seperti ampas kopi & udara yg pekat oleh aroma anggaran tak bertuan, datang kabar yg menyeret logika ke jurang kegilaan. Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus duta akbar selfie & caption bijak, dipastikan bakal diseret ke meja pemeriksaan KPK. Bukan soal proyek taman atau mural, Bung. Ini soal dugaan korupsi ratusan miliar dalam pengadaan iklan Bank BJB periode 20212023. Uang rakyat. Uang yg sekarang mungkin sedang tergeletak di lobi hotel bintang lima dalam bentuk brosur tak berguna.
TV One, dalam laporan yg mereka tayangkan pada (9/Juni/2025), di xtwitter menyebutkan bahwa Pelaksana Harian Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukmo Wibowo, menegaskan akan segera memanggil pria yg pernah memimpin Jabar dengan gaya seperti influencer spiritual.
InsyaAllah secepatnya akan kami panggil, & verifikasi, ujar Budi, suaranya terdengar seperti operator warnet yg baru bangun tidur.
Tapi jangan terlalu bersemangat dulu. Seperti biasa, di republik ini, hukum kadang punya kaki, kadang juga punya sandal jepit bolong. Ternyata, para penyidik KPK yg semestinya mengayunkan palu keadilan justru sedang… sekolah.
Ya, sekolah.
Karena memang keterbatasan sumber daya penyidik yg sekarang ini sedang banyak sekolah juga keluar, sehingga dibagi-bagi pekerjaannya, lanjut Budi, dikutip dari TV One, dengan tenang, seperti sedang menjelaskan mengapa kucing tetangga dapat masuk ke rumah orang.
Dan di sinilah absurditas itu meledak seperti petasan tahun baru di tengah kuburan integritas. Kita punya dugaan korupsi ratusan miliar, kita punya lembaga anti-rasuah, tetapi kita juga punya kendala SDM karena para penyidik sedang belajarentah belajar apa. Mungkin belajar menyusun laporan tanpa terkena UU ITE, atau kursus kilat cara menolak tekanan politik dengan senyum.
Sementara itu, Ridwan Kamil masih tenang. Tak ada borgol, tak ada berita heboh seperti ketika selebritas cerai. Hanya kesunyian panjang & janji akan segera dipanggil. Janji yg terlalu sering terdengar seperti tagline iklan kartu seluler.
Dan rakyat? Ya, kita cuma dapat menatap layarmenunggu keadilan yg mungkin sedang ikut sekolah juga.
Oleh Jurnalisme Gonzo Hunter s Thompson