Lelahnya Hidup Anak Pertama
Hidup itu tidak adilsebuah ungkapan kalimat yg cukup familiar di telingaku, adil sendiri bukan berarti sama. Menyandang predikat anak sulung & cucu perdana perempuan pula orang akan beranggapan wahh enak sekali pasti sangat disayang Ya Betul tetapi ingat ekspektasi keluarga cukup akbar dengan didikan voc mix militer di harapkan dapat memenuhi ekspektasi tersebut setidaknya itu yg kurasakan. Mungkin bukan cuma saya yg merasakan beban berat sebagai anak perdana beberapa perempuan lain juga mungkin merasakan. Ketika anak lain dapat bercanda, ngobrol santai dengan orang tuanya tetapi hal itu akan berbeda untuk anak perdana yg kita obrolkan dengan orang tua adalah dialog serius tentang tuntutan hidup, dialog tentang tuntutan nilai sekolah, tuntutan gelar kuliah, tuntutan pekerjaan yg Layak dengan gaji yg besar, tuntutan tentang perkawinan yg mewah, tuntutan tentang pasangan yg sepadan.
Melihat adik sendiri ataupun adik sepupu yg mendapatkan perhatian lebih setidaknya melihat mereka dapat bercanda atau mendapatkan apresiasi atas hal kecil dari orang tua rasanya saya juga harapmerasakan. Tapi nyatanya sebagaia anak perdana yg kurasakan adalah banyaknya tuntutan & sedikit apresiasi. Lelah itu pasti rutinitas anak perdana di usia 20an kerja sepulang kerja wajib bantu orang tua kalau tidak menolong sering terucap kalimat Dasar anak pembangkang gak tau terimakasih tetapi ketika anak perdana yg mengerjakannya bekerja sekaligus menolong orang tua dianggap kewajiban sebagai anak.
Entahlah apakah saya yg kurang bersyukur atau memang ini kenyataann yg memang harus dijalani sebagai anak pertama.